Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Menurut ensiklopedia,Tujuan pembelajar pada pendidikan nonformal adalah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bagi pekerja atau karyawan kalau sudah bekerja.
Bagi yang belum bekerja adakah sebuah tempat untuk belajar pendidikan agar dapat memiliki ketrampilan di dunia kerja.
Saya teringat ketika saya bekerja di sebuah instansi BUMN tiba tiba saya ditunjuk untuk pelatihan PWI atau wartawan selama satu bulan.
Ini karena saya suka menulis di surat kabar dan majalah, tulisan saya itu umumnya berbentuk cerpen, cerita anak anak, dongeng , puisi atau kejadian ringan seperti adat istiadat didaerah saya.
Jadi saya cocok untuk ikut ketrampilan yang kemudian ini saya kira termasuk pendidikan non formal yang tidak saya peroleh di sekolah.
Saya menulis ketika itu cuma kegemaran, mendapat honor, apalagi di surat kabar daerah lalu meningkat ke harian nasional seperti Sinar Harapan, kompas, Bobo dan Ananda yang populer saat itu.
Berbekal ketrampilan tambahan dari PWI saya menjabat sebagai humas dan perkenalan saya dengan dunia pers dimulai menulis berita baik kegiatan kantor dan hal yang saya lihat sehari hari termasuk kritik yang sifatnya membangun.
Saya juga ketemu ," apes" ketika mengkritik sebuah perusahaan besar yang sedang membangun jalan lintas Sumatera Sawah Tambang-Lubuklinggau yaitu kontraktor RSEA dari Taiwan.
Saya ditugaskan perjalanan dinas memantau kesejahteraan pekerja dan jaminan sosial yang seharusnya diperoleh.
Namun kritik saya bukan dimuat sebagai berita, tapi ditempatkan oleh redaksi di surat pembaca dan dapat dibayangkan apa yang terjadi (konflik) ditempat saya ditugaskan.
Semenjak itu saya hati hati dan mengingatkan redaksi bahwa ini adalah berita dengan nama samaran (mrd)
Kembali pada maksud tulisan ini, pendidikan non-formal cukup penting bagi generasi muda.
Pendidikan non formal memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk memperoleh keterampilan yang berguna untuk pertumbuhan pribadi dalam bekerja.
Jadi saya menyimpulkan, pendidikan non formal bisa jadi sebuah ketrampilan yang kita dapat yang mungkin berbeda dengan Pendidikan formal yang kita peroleh di bangku kuliah.
Jangan salah, pendidikan non formal diakui oleh PBB dan disebut sebagai
Hari Keterampilan Pemuda Sedunia.
Pada tahun 2014, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mendeklarasikan tanggal 15 Juli sebagai Hari Keterampilan Pemuda Sedunia.
Ini untuk mengingatkan kita pentingnya penyediaan keterampilan bagi kaum muda (pendidikan non formal) untuk mendapatkan pekerjaan, yang sesuai dengan bakat dan ketrampilan yang dibutuhkan pasar kerja.
Tema acara tahun ini adalah “Keterampilan Pemuda untuk Perdamaian dan Pembangunan berkelanjutan ”
PBB meminta negara negara yang merayakan untuk memfokuskan perhatian global untuk membekali kaum muda dengan keterampilan yang diperlukan agar berhasil di pasar kerja.
Program-program ini sering kali mencakup lokakarya, diskusi panel, dan sesi pengembangan keterampilan yang bertujuan untuk memberdayakan kaum muda agar berhasil dalam angkatan kerja modern.
Karakteristik utama
Pendidikan non-formal dapat mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
Namun ada beberapa karakteristik umum, yaitu kegiatan pendidikan non formal terbuka terhadap masukan peserta didik dan keterkaitan dengan dunia kerja.
Non formal bersifat inklusif dan mudah diakses, dengan kata lain setiap generasi muda didorong untuk belajar kecakapan hidup dan mempersiapkan diri yang mungkin diluar pendidikan yang selama ini diterima.
Kegiatan pendidikan non formal dapat dijalankan oleh pendidik/pelatih profesional dan/atau relawan.
Beberapa tip yang perlu dipertimbangkan ketika mengembangkan kegiatan berbasis Non formal bagi generasi muda adalah;
Pastikan ada hubungan logis antara permasalahan yang dihadapi generasi muda dengan proses pendidikan yang diusulkan dan dampak kegiatan terhadap peserta dan masyarakat luas.
Cocokkan tujuan dengan jenis kegiatan yang diusulkan, waktu yang tersedia, kebutuhan peserta, dan jumlah peserta.
Rencanakan dan susun proses pendidikan sedemikian rupa sehingga sesi-sesinya terhubung satu sama lain dan generasi muda mempelajari sesuatu yang bermakna.
Jika kita tidak yakin bahwa organisasi memiliki cukup pengalaman atau keahlian mengenai topik yang ingin dipelajari carilah pelatih atau fasilitator dari luar atau bekerja sama dengan lembaga lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H