Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Book

Pengalaman Mereka Yang Koma dan Mati Suri Hidup Kembali

14 Juli 2024   12:55 Diperbarui: 14 Juli 2024   12:57 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: Sabah-ismail. com)

Kemana kita ketika sudah meninggal, tidak ada yang tahu dan selamanya menjadi misteri.Pengalaman mereka yang sembuh atau bangkit dari koma mungkin berbeda beda.

Koma menurut kedokteran adalah ketika seseorang mengalami kehilangan kesadaran, tidak bisa memberikan respons atau melakukan gerakan, mengeluarkan suara, membuka mata meski dicubit.

Mati suri adalah ketika seseorang hidup kembali setelah dinyatakan meninggal dunia.

Mati suri sering dikaitkan dengan pengalaman spiritual yang penuh misteri dan tak masuk akal dan faktanya tidak selalu demikian.

Orang yang koma dan mati suri dan kembali sadar selalu menarik perhatian dan biasanya diceritakan secara acak.

Namun tidak demikian dengan Anita Moorjani yang menceritakan kisah hidupnya yang secara ajaib sembuh dari kanker dalam bukunya "Dying to be Me, "

Ketika dia dilarikan ke rumah sakit , seperti mimpi, dan dia bisa merasakan dirinya semakin menjauh dari kesadaran dan koma.

" Organ-organnya mulai mati karena dia mengidap kanker stadium akhir yang telah  melahap-tubuhnya selama empat tahun terakhir."

Namun tanggal 2 Februari 2006, ia kemudian hidup kembali dan sembuh secara menakjubkan dari kanker. Setelah sembuh dan dirawat  dia menulis buku.

Dia menceritakan apa yang terjadi di sekitarnya,  hiruk pikuk emosi keluarga yang membawanya ke rumah sakit.

Para ahli onkologi melihat, dengan  penuh keterkejutan dan berbicara dengan suaminya.

“Jantung istrimu mungkin masih berdetak, tapi sudah terlambat untuk menyelamatkannya."

Saya bertanya  tanya,
"Apa yang dokter bicarakan?  Kenapa Mum dan Danny terlihat begitu ketakutan ? Ibu, tolong jangan menangis. Aku baik-baik saja, sungguh, Mama aku baik-baik saja!"

Saya pikir saya mengucapkan kata-kata itu dengan keras, tetapi tidak ada yang keluar. Saya tidak punya suara.

Saya ingin memeluk ibu saya,  tapi saya tidak dapat memahami mengapa saya tidak dapat melakukannya, tubuh fisik saya tidak bekerja

 Saya terbaring tak berdaya , padahal yang ingin saya lakukan hanyalah ingin memeluk suami dan ibu saya yang tercinta.

"Dengar, Danny-saya bisa bergerak tanpa kursi roda,  saya tidak terhubung ke tangki oksigen lagi. Nafas saya sudah tidak sesak dan luka di kulit saya sudah hilang, tidak menangis dan tidak kesakitan.

Saya ingin mereka bahagia, tapi kenapa mereka tidak senang ?
Tidak bisakah mereka melihat kegembiraan yang saya rasakan?

Tapi saya melihat yang sebaliknya ketika suami dan ibu berbicara dengan dokter memohon kepada dokter.

"Ini hanya masalah waktu saja," kata dokter ahli onkologi.

" Dia mengalami koma,organ-organnya bahkan tidak berfungsi!"

Suami saya memegang erat tangan saya yang lemas ketika saya berbaring di sana, dan saya menyadari kesedihan dan ketidakberdayaan dalam suara mereka.

 Saya berteriak dan tak ada yang mendengar.
"Jangan dengarkan dokter, Danny; tolong jangan dengarkan dia! Saya masih di sini, dan baik-baik saja. Lebih baik daripada baik-baik  dan merasa luar biasa!"

Namun begitu saya mulai terikat secara emosional dengan drama yang terjadi di sekitar saya.

 Saya juga merasakan diri saya ditarik menjauh, seolah-olah ada rencana besar yang sedang berlangsung.

Saat itulah kesadaran benar-benar muncul bahwa saya sebenarnya sedang sekarat.

Saya kemudian memahami bahwa meskipun tubuh fisik saya berhenti, semuanya masih sempurna  karena saya tidak pernah benar-benar mati.

Saya  menyadari  ketika tim medis mendorong tubuh saya yang hampir tak bernyawa ke unit perawatan intensif.

(sumber gambar: Sabah-ismail. com)
(sumber gambar: Sabah-ismail. com)
Mereka  menghubungkan saya ke mesin sambil menusuk-nusuk saya dengan jarum dan selang.Saya tidak merasakan keterikatan pada tubuh  saat terbaring .

Rasanya itu bukan milik saya,  Saya merasa  terbebaskan, dan luar biasa.

Saya kemudian merasa  sesuatu yang hanya bisa saya gambarkan sebagai cinta yang murni, namun kata cinta pun tidak cukup.

 Itu adalah kepedulian yang terdalam, dan saya belum pernah mengalaminya sebelumnya.

 Saya terbangun, sembuh dan akhirnya pulang. Anita Moorjani adakah pasien koma karena kanker dan sembuh secara menakjubkan.

Pengalaman mendekati kematian tahun 2006 sangat mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan.

Dia, dan kisah ajaibnya, ditemukan oleh Dr. Wayne Dyer yang mendorong berbicara di depan umum, menulis buku tentang pengalamannya.

 Anita Moorjani menulis buku pertamanya, Dying to be Me, dan buku tersebut mencapai daftar Buku Terlaris New York Times.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun