Ada plus minus berangkat wisata sendiri, tidak terikat dan bebas kemana saja. Itu yang terjadi pada saya ketika pergi ke Taman Nasional Penang di George Town Malaysia.Â
Teluk Bahang adalah sebuah desa kecil di barat laut pulau. Untuk menuju ke sana, ada bus yang menurunkan saya tepat di depan pintu masuk.
Taman Nasional Penang
Terletak di ujung barat laut Pulau Penang. Taman Nasional Penang mungkin merupakan taman nasional terkecil di dunia. Tapi tempatnya lengkap. Tidak hanya hutan, tetapi juga pantai, sungai, bukit, danau, dan mercusuar.Â
Tempat ini dulu bernama Hutan Pantai Aceh, namun telah berubah menjadi taman nasional.Â
Sebelum kemerdekaan, banyak orang Aceh yang merantau ke sini.Â
Lalu kami larut dalam percakapan bahasa Inggris, Â dan mereka sesamanya berbicara dalam bahasa Perancis.
Â
Berjalan dari jalan beton, batu-batu tertata rapi di hutan hingga akhirnya melewati jalan tanah yang diselingi akar-akar pohon.
 "Ini  petualangan dan kesenangan!" teriak Michelle.Â
"Naik ke jembatan tali," kata saya.Â
 "Jangan goyang, nanti aku pusing," teriak Michelle.
"Kami semua tertawa. "
Tempat yang bagus untuk memotret satwa liar karena hutannya lebih lebat.Â
"Kalau beruntung kita bisa melihat tupai hitam atau elang laut menyambar ikan." Kata saya.Â
Jika ingin ke pantai bisa dilanjutkan melalui jalan pintas yang akan bertemu dengan jalur utama.
Kami pergi ke Pantai Kerachut .
Di pantai Kerachut  disebut juga Pantai Turtles  memiliki pusat konservasi tentang kura-kura .
Banyak kura-kura bertelur di pantai. Pantai ini sangat cocok dan  pasirnya tidak lengket dalam tubuh kura-kura .
Pantai cukup indah tapi tidak bisa berenang di sana. Bukan karena takut mengusik penyu Â
karena pantainya banyak ubur-ubur.
Pantai Keruchut ini merupakan bagian terbaik untuk camping.
Kawasan hutan ini juga memiliki lebih dari 1.000 spesies flora dan 271 spesies satwa liar.
Pantai Keruchut memiliki danau yang aneh.
Danau meromictic memiliki lapisan air yang tidak bercampur dengan air asin. Setiap musimnya bentuk danaunya sangat berbeda.
Penyu hanya berkembang biak dan bertelur pada musim-musim tertentu.
Mereka umumnya bertelur pada saat kegelapan malam dan meninggalkan begitu saja setelah menimbunnya dengan baik.
 Setelah bertelur  para sukarelawan menggalinya dan menyimpannya dengan aman di tempat perlindungan kura-kura.Â
Saya masih ingat ketika Michelle sangat terpesona dengan daun kerisik "putri malu "
Dia memegang daun itu yang segera mengerucut dengan sendirinya. Michelle mencari daun lain dan berbuat seperti itu lagi.
Saya tertawa. Namun perjalanan itu juga sangat menegangkan. Ketika seekor ular tiba tiba muncul dari kerumunan dan menegakan kepala.Â
Lalu kami semua bernapas dengan lega  setelah ular itu dengan cepat lari dikerimbunan hutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI