Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza, Bisakah Terlaksana Permanen?

9 Juli 2024   20:23 Diperbarui: 9 Juli 2024   20:23 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pejabat senior Palestina mengatakan kepada koresponden BBC Rushdi Abu Al-Ouf bahwa negosiasi  antara Hamas dan Israel di Kairo Senin, 8 Juli antara kepala CIA, William Burns, kepala Mossad Israel, David Barney, dan kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel.

 Sumber tersebut mengatakan bahwa negosiasi akan sangat panjang, rumit  namun ada harapan akan bisa  berhasil.

Hamas setuju untuk merundingkan pembebasan sandera "tanpa gencatan senjata permanen"

Situs web Walla Israel mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa tim perunding Israel mungkin sedang melakukan negosiasi.

Mengenai rincian perjanjian  termasuk masalah nama-nama tahanan Palestina yang diperkirakan akan dibebaskan  dan masalah lainnya.

Delegasi Israel juga akan berdiskusi dengan para mediator mengenai masalah keamanan terkait kesepakatan tersebut, seperti masalah pengelolaan dan pengoperasian perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza serta poros Philadelphia. Situs Israel menyatakan bahwa delegasi perundingan termasuk perwakilan tentara Israel dan badan intelijen Mossad.
Para mediator sejauh ini hanya mampu mencapai satu gencatan senjata dari kedua pihak pada bulan November, yang memungkinkan pembebasan 80 sandera yang ditahan oleh Hamas dengan imbalan pembebasan 240 tahanan Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih menegaskan bahwa perang di Gaza tidak akan berakhir sampai semua tujuannya "tercapai," termasuk "eliminasi" Hamas dan pembebasan semua sandera yang ditahan di Jalur Gaza.

"Hamas memperkirakan perundingan akan memakan waktu dua hingga tiga minggu jika Israel tidak menghalangi proses perundingan seperti pada waktu-waktu sebelumnya."

 sumber Republika
 sumber Republika
Dia juga menjelaskan bahwa gerakan tersebut "memberi tahu para mediator bahwa mereka ingin membawa bantuan dalam jumlah hingga 400 truk per hari pada tahap pertama perjanjian dan ingin tentara Israel mundur dari poros penyeberangan Rafah."

Pejabat PBB sudah memperingatks: Kehancuran Gaza mengancam hilangnya seluruh generasi anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun