Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Peretas Pusat Data Nasional, Tujuannya Apa?

28 Juni 2024   07:26 Diperbarui: 28 Juni 2024   08:17 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peretasan data telah terjadi di PDN yaitu yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi yang merembet kepada beberapa instansi penting lainnya seperti Badan siber    National , Imigrasi dan Kementerian lainnya juga data publik .

Secara terbuka pemerintah  mengakui ada pemerasan yaitu meminta uang tebusan sebesar USD 8 Juta atau setara dengan Rp 131 milyard. 

Dengan pernyataan ini, jelas para peretas tidak akan mendapat uang tebusan karena pemerintah mana yang tunduk kepada penjahat meski penjahat siber (peretas)

Peretas yang diduga diluar negeri mungkin berharap, pemerintah tidak akan terburu buru mengungkapkan hal itu dan berharap ada negosiasi. 

Belum diketahui, bagaimana komunikasi dengan Kementerian terkait  yang terjadi sehingga ada bentuk pemerasan dari peretas. 

Tanpa bermaksud memuji peretas PDN di Kemenfoinfo, peretas tampaknya memiliki kemampuan teknis, "penjahat cyber." yang mumpuni baik secara teknologi maupun komunikasi. 

Peretas juga memiliki   teknik psikologis untuk minta tebusan Rp 132 milyard atau USD 8 juta kepada pemerintah atau pusat data nasional yang diretas.

Serangan ransomware  merupakan jenis program berbahaya (malware) yang dapat mengunci sekaligus menyandera sistem.

Pemerasan adalah serangan dunia maya di mana penjahat dunia maya mengekstrak data sensitif serta mengenkripsinya. 

Tingkat keparahan kerusakan juga terletak pada kenyataan bahwa yang paling terkena dampak adalah lembaga pemerintah, pelayanan publik dan pilar sosial lainnya.

Meskipun varian ransomware dapat menyebar dengan cepat dan mengenkripsi file dalam waktu singkat, ransomware jelas berbahaya.

Mengingat gelombang pelanggaran data dan skenario peretasan baru-baru ini, sangat sulit bagi organisasi untuk dapat melindungi diri mereka sendiri dari setiap upaya serangan peretas. 

Setiap peretas memiliki alasan berbeda untuk menyusup ke sistem organisasi baik publik maupun swasta.

Beberapa individu dan perusahaan lebih menjadi sasaran: kelemahan perangkat lunak atau perangkat keras mereka.

Beberapa organisasi tidak hanya merasakan dampak serangan karena perencanaan dan hambatan yang diterapkan, namun mereka juga merupakan target yang lebih kompleks.

Memanfaatkan dukungan pakar keamanan daoat membantu mempertahankan diri dan pengurangan serangan, yang berarti mengurangi kemungkinan dan dampak menjadi korban serangan cyber.

Ketika penjahat dunia maya melakukan peretasan, mereka melakukannya karena beberapa alasan. 

Alasan pertama adalah :

MOTIVASI EKONOMI 

Salah satu motivasi paling umum untuk membobol suatu sistem, adalah keuntungan. 

Banyak peretas  mencoba mencuri kata sandi, informasi sensitif untuk memeras  bahkan menjualnya di pasar gelap atau di deep web.

MOTIVASI IDEOLOGI: 

Beberapa  peretasan dimulai untuk memulai revolusi politik dan sosial, membuat gerakan simbolis, atau meningkatkan kesadaran tentang isu-isu tertentu. 

Mereka dapat menargetkan siapa pun yang mereka inginkan dan seringkali target tersebut adalah lembaga pemerintah, administrasi publik, dan sebagainya. 

ANCAMAN INTERNAL

Ancaman dari dalam dapat datang dari siapa saja, adalah  ancaman terbesar terhadap keamanan siber organisasi. 

Banyak ancaman dapat datang dari karyawan, orang dalam atau mitra dengan maksud tertentu sehingga data dijebol atau rusak.

Dunia usaha dan organisasi mempunyai sistem perlindungan utama. Namun jika ada orang yang memiliki kunci keamanan "terjadi peretasan yang merugikan " dan merusak data. 

MOTIVASI ALASAN DENDAM / PEMBALASAN

Pesaing yang tidak puas,    mencari cara untuk membalas dendam atau sekadar memperlambat pekerjaan.

Dalam kasus lain, mereka mungkin menjual informasi penting, terlibat dalam spionase industri dengan imbalan uang dan peluang kerja yang lebih menguntungkan dengan tujuan melemahkan infrastruktur organisasi

Cara paling umum untuk menyebarkan ransomware adalah melalui email phishing. Peretas mengirim email palsu yang dibuat dengan hati-hati untuk mengelabui korban agar membuka lampiran atau mengeklik tautan yang berisi perangkat lunak berbahaya.

Ada banyak format file berbeda yang bisa dimasuki malware. Misalnya, bisa dalam PDF, BMP, MOV atau DOC atau tautan ke situs yang dibuat khusus.

Para  peretas menguasai jaringan perusahaan, malware memiliki peluang bagus untuk memasuki sistem, mengenkripsi informasi, dan menyandera semua data yang tersimpan di perangkat.

Kelemahan perangkat lunak adalah salah satu metode implementasi serangan yang paling banyak dieksploitasi oleh peretas.

Dalam beberapa kasus, ketika perangkat lunak sudah kadaluwarsa atau ketinggalan jaman, penyerang dapat memasuki jaringan tanpa harus bersusah payah.

Dengan semakin canggihnya peretas, penerapan mekanisme keamanan  merupakan prioritas utama untuk menjaga data. 

Semoga peretasan di PDN dapat diatasi dan tidak merugikan organisasi dan individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun