Korea memanas, sekaligus juga mencemaskan Amerika Serikat dan sekutunya.
SemenanjungKorea Selatan  mengutuk dengan keras perjanjian strategis Rusia-Korea Utara  dan mengancam akan
mempertimbangkan untuk menyediakan (mengirim) senjata ke Ukraina.
Perjanjian Komprehensif dan strategis antara Korea Utara dan Rusia yang ditandatangani  di Pyongyang sangat mencemaskan Korea Selatan.Â
Pasal 4 Perjanjian tersebut menetapkan bahwa jika salah satu negara diserang dan jatuh ke dalam keadaan perang, negara lain (Rusia atau Korea Utara) harus segera memberikan semua "bantuan militer dan bantuan lainnya"
Dengan perjanjian ini Pyongyang bisa jadi akan menyediakan amunisi yang sangat dibutuhkan Moskow untuk digunakan di medan perang di Ukraina.
Amerika Serikat dan Jepang, merespons dengan "serius dan tegas" terhadap setiap perilaku yang membahayakan keamanan Korea Selatan dan dunia.Â
Seoul saat ini belum memiliki rencana segera untuk berkomunikasi dengan pejabat tinggi Rusia untuk membahas kerja sama antara Rusia dan Korea Utara.
Namun pihaknya masih menjaga komunikasi dengan Moskow mengenai situasi di Semenanjung Korea.
Pada saat ini  Korea Selatan hanya memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan tidak bergabung dengan sanksi ekonomi yang dipimpin Amerika terhadap Moskow.
Korea Selatan juga belum memberikan senjata secara langsung ke Ukraina.
Kim Jong Un dan Putin  menyebut perjanjian tersebut sebagai peningkatan besar dalam hubungan bilateral kedua negara.
Ini mencakup keamanan, perdagangan, investasi, hubungan budaya dan kemanusiaan.
Pengamat mengatakan ini menandai menguatnya hubungan bilateral kedua negara ke level terkuat sejak berakhirnya "Perang Dingin."
Sebelum kunjungan Putin ke Korea Utara, Amerika Serikat dan Korea Selatan  memperingatkan  Korea Utara dan Rusia tidak boleh mengembangkan hubungan militer lebih lanjut yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.Â
Laporan terbaru AS menunjukkan bahwa Rusia menggunakan rudal buatan Korea Utara dalam perang di Ukraina.
Situs web Korea News, Â melaporkan dalam beberapa jam setelah pertemuam kepala keamanan nasional Korea Selatan Chang Ho-jin mengataksn Perjanjian Korea bergerak menuju tingkat aliansi formal, meskipun intervensi militer otomatis belum terkonfirmasi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H