Baby Blues atau Depresi pasca kelahiran tapi sesuatu yang sering terjadi dinegara maju dimana orang tua memiliki dan mengendarai mobil.
Ini mungkin bukanSuatu sindrom yang disebut"Forgotten baby syndrome" atau "Syndrome Melupakan Bayi " dalam mobil.
Di AS setiap tahunnya terdapat hingga 37 kasus anak meninggal karena ditinggal di dalam mobil atau setiap 9 hari sekali.
Di Indonesia belum ada angka yang pasti, namun kasus ini sering juga terjadi menjadi headline berita dan merupakan kelalaian orang tua.
Layanan Ambulans Victoria setiap tahun menerima lebih dari 1.900 panggilan terkait anak-anak yang ditinggalkan di dalam mobil, hampir 30 kasus memerlukan perawatan medis di rumah sakit.
Syndrome Left-in-the-car secara sederhana didefinisikan sebagai: "fenomena meninggalkan seorang anak di dalam kendaraan yang diparkir."Namun tahun 2017, pengadilan Australia membebaskan seorang ibu yang meninggalkan anaknya meninggal di dalam mobil dari tanggung jawab pidana.
Kesaksian ahli dari seorang ilmuwan yang memberikan bukti meyakinkan bahwa ,"dalam tertentu, siapa pun dapat secara tidak sengaja meninggalkan seorang anak. di dalam mobil, bahkan orang tua yang paling bertanggung jawab dan bijaksana sekalipun.
Profesor David Diamond, pakar ilmu kognitif dan ilmu saraf di Universitas South Florida, AS mengatakan,
" ini masalah situasi, siapa pun, dalam situasi apa pun, berpotensi meninggalkan anaknya di dalam mobil."
Profesor David Diamond, menghabiskan lebih dari dua dekade mendengarkan ratusan pengakuan penuh air mata dari para orang tua yang tanpa sadar melupakan anaknya di dalam mobil.
"... dalam sebagian besar kasus, bukan disebabkan oleh kurangnya perhatian atau kelalaian orang tua,” kata Profesor Diamond.
Dia telah mengembangkan hipotesis mengapa tragedi memilukan ini bisa terjadi.
Hipotesis Profesor Diamond berkisar pada dua konsep: Yaitu pertama adalah "ingatan kebiasaan" dan yang lainnya adalah "ingatan masa depan".