Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Panti Jompo adalah Pilihan Meski Bukan Budaya

1 Juni 2024   14:54 Diperbarui: 3 Juni 2024   02:39 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Panti Jompo mewah membuat Lansia betah.(Sumber: shutterstock via kompas.com) 

Pemikiran Menteri Sosial Tri Rismaharini yang menolak rekomendasi Panti Jompo untuk lansia karena tidak sesuai dengan budaya kita  untuk lansia adalah bersifat situasionsl dan mungkin  tidak  secara umum.

Zaman sudah berubah, Panti Jompo yang baik dan dikelola swasta banyak mengedepankan perhatian yang cukup dan tepat bagi lansia.

Bukan di Indonesia saja,di China orang tua sejak dulu punya pemikiran" membesarkan anak-anak adalah untuk melindungi hari  mereka nantinya dihari tua"

Menjadi konsep tradisional di Tiongkok bahwa  "mengirim orang tua ke panti jompo adalah tindakan yang tidak berbakti."

Mereka kadang kadang lebih memilih menyewa perawat atau mendatangkan pekerja untuk merawat orang tua mereka dirumah.

Banyak cerita dari pekerja migran Indonesia atau TKW merawat lansia di Taiwan.

Sebagian orang China masih terikat dan berpikir secara tradisional bahwa  betapapun baiknya kondisi di panti jompo, mengirim.orang tuanya ke panti jompo  membuat mereka merasa sangat bersalah.

Seorang dokter dan psikologi menanggapi hal tersebut dengan mengatakan ,

"Jika kita berpikir bahwa merawat orang tua sendiri akan membuat mereka lebih bahagia dari ke panti jompo, lakukanlah dengan baik.

Tapi kalau orang tua ingin pergi ke panti jompo, pemikiran ini juga harus dihargai dan tidak dihalangi. Lakukan diskusi dengan baik dan melihat alasan dari kedua belah pihak."

Perawatan lansia di abad ke-21 selain"perawatan emosional"juga perawatan phisik serta penyakit yang  mungkin dideritanya

Bisa  jadi orang tua melihat anak anak dan keluarga mereka mengalami tekanan besar dalam pekerjaan.

Anak anak dan menantu tidak punya waktu untuk menghabiskan waktu bersama orang tua di rumah.

Panti jompo menjadi sebuah pilihan. Disana akan banyak orang seusia yang tinggal yang akan menjadi teman dan setiap hari ada pengasuh yang berbicara dengan mereka. Ada juga aktivitas rekreasi , yang jauh lebih menarik daripada tinggal di rumah.

Panti jompo yang baik memberi makanan yang  sehat sesuai dengan kebutuhan selera, sehingga setiap lansia dapat makan dengan nyaman. 

Di Eropa Reformasi pemerintah dalam  perawatan lansia berkembang dengan pesat. Ada perawatan holistik, tim kecil yang permanen di panti jompo untuk kemandirian  bagi para lansia.

Banyak orang  yang berusia di atas 60 tahun hidup dengan demensia. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat secara drastis seiring dengan perkembangan demografi. 

Masa lalu, kebanyakan orang hidup dalam keluarga bersama. Orang tua  mengasuh anak-anak dan anak-anak dapat dengan mudah mengasuh anggota yang lebih tua.

Namun, meningkatnya urbanisasi dan keluarga inti telah membawa banyak perubahan. Dahulu, tugas mengasuh orang tua yang sudah lanjut usia relatif mudah, namun kini hanya satu atau dua anak mengasuh orang tuanya.

Pada tahun 2050, diperkirakan satu dari lima penduduk dunia adalah lansia. Kebanyakan lansia di atas 60 tahun menderita penyakit serius.

Lebih dari 40% lansia di atas usia 60 tahun menderita masalah penyakit  seperti tekanan darah tinggi dan lebih  30% menderita diabetes tipe-2.

Di Indonesia dan juga negara lain panti Jompo terbagi atas dua.  Panti Jompo yang umumnya dikelola pemerintah memelihara mereka yang sudah tidak punya keluarga atau istilahnya terlantar.

Panti jompo swasta banyak muncul yang mengkhususkan diri merawat lansia yang mampu dan berbayar.

Pemikiran Mensos Tri Rismaharini diakui, sampai saat ini Panti Jompo swasta ataupun yang menyediakan berbagai kemudahan tidak banyak diminati.

Baik keluarga maupun bagi lansia masih merasa nyaman dilingkungan keluarga dan masih berpegang pada stigma akan merasa malu jika mereka dipanti Jompo.

Masih banyak ditemui pengorbanan Lansia terutama ibu yang merasa keterikatan dengan anak serta cucu dan sebagian rela untuk membantu membantu anak anak meski mereka sebenarnya memerlukan perawatan. 

Mereka mengurus anak dan rumah tangga atau menjadi penjaga anak sekaligus seperti pembantu.

Adalah memprihatinkan, jika seorang anak melakukan perbuatan tidak terpuji memanfaatkan hal seperti itu terutama ketika kedua anak dan menantu bekerja.

Berilah perhatian cukup kepada orang tua dan memberikan kebutuhan yang lebih ketika mereka sakit atau membutuhkan pertolongan. Orang tua terutama ibu kita tidak diberikan tugas yang berlebihan kepada kebutuhan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun