Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Starlink Bukan Satu satunya, Ada Pesaing..

25 Mei 2024   19:26 Diperbarui: 25 Mei 2024   19:35 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elonk Musk diterima sangat baik di Indonesia,  namun sangat dibenci oleh Rusia 

Betapa tidak, ketika Rusia menyerbu Ukraina, banyak saluran komunikasi dihancurkan tentara beruang merah itu. 

Elonk Musk segera turun tangan memberikan Starlink secara gratis kepada Ukraina. 

Akibatnya meski banyak operator dan jaringan komunikasi putus, rakyat dan tentara Ukraina dapat bertahan berkat Starlink. Rakyat Ukraina tetap eksis di media sosial dan Internet.

Starlink dimaksudkan untuk menyediakan akses internet cepat dan andal di seluruh dunia melalui konstelasi satelit. 

Ada lebih dari 4.000 satelit di orbit, dan SpaceX dan Starlink berencana meluncurkan 40 ribu satelit lagi.

Starlinx  tidak bergantung pada jaringan lokal koneksi kabel atau nirkabel.

Sebagian besar layanan Internet satelit disediakan oleh satelit geostasioner individual yang mengorbit planet ini pada ketinggian sekitar 35.000 km.

Selain Internet satelit, Starlink dapat menyediakan komunikasi seluler satelit bahkan di "zona mati"sekalipun.

Starlink pertama kali diumumkan secara resmi pada tahun 2015 melalui SpaceX .

60 satelit Starlink pertama dikirim ke orbit pada 23 Mei 2019 dengan menggunakan roket SpaceX Falcon 9.

Pada akhir tahun 2020, SpaceX telah meluncurkan lebih dari 900 satelit Starlink ke orbit Bumi.

Penggunaan secara komersial Starlink dimulai pada tahun 2021. 

Tahun 2023, perusahaan telah meluncurkan lebih dari 4,300 satelit Starlink. 

Internet cepat  akan membantu menjembatani kesenjangan digital dan memperluas akses Internet bagi orang-orang dari berbagai wilayah dan negara. 

Peta cakupan satelit atau Starlink tidak mencakup Rusia, Tiongkok, Korea Utara, Iran, dan beberapa negara lainnya yang berseberangan dengan Amerika Serikat. 

Starlinx sebenarnya bukan satu satunya. Cina dan Rusia juga tidak mau ketinggalan dari teknologi ini. 

Sebagai tandingannya Cina mrlyncurkan GalaxySpace.
Perusahaan yang berbasis di Beijing .

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2016 untuk menciptakan konstelasi satelit akses broadband pribadi.

 Konstelasi satelit ini diharapkan menyediakan konektivitas 5G kepada konsumen dengan kecepatan unduh 500 Mbps.

 Pada bulan Maret 2022, perusahaan meluncurkan enam satelit eksperimental dinegara tersebut. 

Pesaing lainnya adalah Amazon.
Pada tahun 2019, Amazon menciptakan Project Kuiper, yang tujuannya adalah menyebarkan satelit di orbit rendah Bumi dan menyediakan Internet ke tempat-tempat yang sulit dijangkau.

Konstelasi Project Kuiper awalnya akan terdiri dari 3.236 satelit. beroperasi pada awal tahun 2024 ini.

Terminal klien standar.menurut Amazon akan lebih murah daripada Starlink.

Pelanggan akan menerima kecepatan 400 Mbps. Model antena Amazon yang terbesar dan terkuat, dirancang untuk penggunaan perusahaan, berukuran 48 kali 76 cm dan memberikan kecepatan hingga 1 Gbps.

Dari Kanada ada Telesat. .
Tahun 2016, Telesat mengumumkan bahwa mereka akan membuat konstelasi Lightspeed yang terdiri dari 120 satelit di orbit rendah Bumi pada ketinggian sekitar 1.000 km. 

Pada tahun 2020, Telesat memperluas rencana konstelasinya menjadi sekitar 1.600 satelit. Penyebaran penuh satelit Lightspeed dapat dilakukan pada tahun 2026

Rusia tidak mau kalah dengan SpaceX. 

Pada April 2022, pemerintah Rusia menyetujui proyek 10 tahun untuk membuat konstelasi satelit.

Program yang dikembangkan Roscosmos meliputi peluncuran 500 satelit untuk memantau Bumi dari luar angkasa hingga tahun 2030. 

Pada bulan Oktober 2022, satelit pertama dari konstelasi orbit Sfera, Skif-D, serta tiga satelit komunikasi Gonets-M, diluncurkan ke orbit.

Namun ada kekawatiran para ahli. Banyaknya  satelit di orbit.
kemungkinan mereka akan bertabrakan dengan puing-puing ruang angkasa.

Pada tahun 2022, NASA menyatakan kekhawatirannya bahwa seiring bertambahnya konstelasi Starlink, kemungkinan tabrakan  akan meningkat.

Bagaimana dengan Indonesia, tampaknya sudah mantap bekerja sama dengan SpaceX. Semoga dapat menyediakan Internet yang murah, meriah dan merata diseluruh tanah air. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun