Indonesia dikabarkan telah mulai melirik padi hibrida China.
Budidaya padi hibrida artinya adalah hasil persilangan dua indukan unggul, yang diharapkan bisa menghasilkan padi lebih tinggi dari biasanya.
Kerja sama dengan China dimulai pada proyek sejuta hektare sawah di Kalimantan.
Tepatnya rencana kerja sama yang disebut ambisius telah dibahas dalam mengembangkan satu juta hektare lahan persawahan di Kalimantan Tengah.
Kerjasama dengan China
kalau menguntungkan sebaiknya diterima dengan tangan terbuka.
Seperti yang diakui negara gurun seperti Mesir, Uni Emirat Arab dan Dubai.
Adalah Yuan Longping seorang pakar budidaya padi asal Tiongkok berhasil mengembangkan semacam padi hibrida yang ukurannya cukup besar.
Uniknya padi itu bisa ditanam di Gurun, tempat yang rasanya tidak mungkin untuk dihijaukan.
Ia berhasil menggunakan teknologi jenis padi hibrida yang banyak menghemat air.
Penemuannya mengubah Gurun menjadi lahan persawahan.
Berbagai penghargaan internasional telah dia menangkan dan dia telah menjadi kaya.
Namun dia masih tinggal di rumah sederhana dan hanya makan makanan vegetarian.
Di kota Changsha, ibu kota Provinsi Hunan di Tiongkok tengah, ia mulai menanam padi yang juga dicoba di gurun.
Keberhasilannya membuat masyarakat Tiongkok menjulukinya sebagai "Bapak Beras Tiongkok,"
Pada Olimpiade Musim Panas Beijing 2008, Yuan Longping mendapat kehormatan
pembawa obor Olimpiade.
Karena ia berhasil mengubah Gurun Gobi yang terbengkalai, menjadi ruang hijau yang ditanami padi hibrida.
Saat ini area seluas sekitar 300 ribu hektar gurun tersebut ditanami padi hibrida penemuannya.
Negara-negara di Asia, Afrika, dan Mesir, mengirimkan insinyur dan teknisi pertanian untuk mengambil pelajaran dari tempatnya.
Bapak padi Tiongkok, Yuan Longping, mengatakan bahwa ia memulai proyek penelitiannya pada tahun 1984 .
Pada tahun 1995, ia berhssil melakukan pemuliaan varietas benih dengan hasil lebih tinggi daripada beras tradisional .
Padi yang ketahanan yang lebih besar terhadap perubahan musim dan perubahan iklim serta tempat penanaman.
Ada lebih 17 juta hektar dikembangkan di Tiongjok dan rata-rata produksinya adalah 8 ribu kg per hektar.
Menurut , Yuan Longping perbandingan antara beras hibrida dan beras tradisional, padi hibrida hasil penemuannya mempunyai keunggulan, ukuran bulirnya bisa sebesar kacang tanah.
Percobaan padi hibrida telah terbukti berhasil di 40 negara melalui kerjasama dengan tim penelitinya.
Budidaya telah mencapai lebih dari 7 juta hektar hanya di 10 negara srperti India, Vietnam dan Bangladesh.
Padi hibrida juga telah berhasil di Mesir dan beberapa negara Afrika seperti Nigeria, Guinea, Mozambik, Liberia, Senegal dan Madagaskar.
Ia menghasilkan benih padi hibrida generasi terbaik pada tahun 1973, dan mencapai kesuksesan besar.
Ia menerima Penghargaan dari pemerintahnya pada tahun 1981.
Pada tahun 1985, ia menerbitkan penelitian tentang padi hibrida melalui FAO .
Ia memenangkan banyak penghargaan internasional. Yang paling menonjol adalah Science Prize dari UNESCO dalam dua tahun berturut-turut, 1986 dan 1987, dan World Food Prize dari FAO pada tahun 2004.
Kekayaannya diperkirakan secara lokal dan global sekitar 100 miliar yuan Tiongkok.
Sahamnya ada di Bursa Efek Tiongkok dengan nama "Longping Hi-Tech,"
Saat ini dia diusulkan agar menerima Nobel, disebut sebagai bapak Padi Tiongkok.
Lalu seperti apa kerjasama yang dikembangkan Indonesia dan China di Kalimantan Tengah.
Belum diketahui seperti apa kerjasama dengan China. Apa pengembangan padi seperti penemuannya Yuan Longping atau jenis lain.
Kita jangan skeptis dulu kerjasama dengan China.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI