Chikako menjadi Peggy, dan Kiyoko menjadi Barbara. Nama-nama dipilih secara acak, dan pejabat AS memilih nama dari daftar juru ketik.Â
Alhasil, ibu sebelumnya bernama , Hiroko Furukawa, menjadi Susie.
Bagaimana rasanya diberi nama Amerika ? Â Kata ibuku, dia tidak peduli.
Ketika saya bertanya kepada wanita Jepang lainnya, mereka hanya menjawab  memiliki nama Amerika membuat hidup lebih mudah.
Ibu lahir sebagai putri seorang perwira Angkatan Darat Kekaisaran Jepang memiliki masa kecil yang indah ketika ditugaskan di Korea.Â
Ayahnya  mempekerjakan pembantu rumah tangga dan anak yaitu ibunya mengambil pelajaran menari. Setiap pagi, sekretaris datang, menyemir sepatu ayahnya, dan mengantarnya ke kamp dengan mobil.
 Namun, ketika ayahnya meninggal karena sakit, keluarga kembali ke Jepang dan harus menjalani kehidupan yang terpenggal.
Setelah lulus SMA, ibu  mencari pekerjaan karena tidak mampu kuliah.
Ketika militer AS membuka PX, toko umum untuk tentara Amerika, di Ginza, Tokyo, ibu pergi ke sana untuk wawancara dan dipekerjakan sebagai tenaga penjualan di bagian perhiasan. Dia membantu tentara Amerika menemukan hadiah untuk pacar mereka.
Suatu hari di tahun 1950-an, seorang tentara Amerika yaitu ayah saya mendekati ibu mengantarkan pulang ke rumah dengan kereta api.
Ayah mulai sering mengunjungi tempat kerja ibu dan mengajak berkencan.Â