Hajar Aswad diyakini batu berasal dari surga dan setiap orang yang berhaji dan umrah pasti punya keinginan yang besar untuk menyentuh dan mencium batu Hajar Aswad.
Hajar Aswad terletak di sudut tenggara Ka'bah dikelilingi oleh bingkai perak berbentuk oval.
Disunnahkan bagi peziarah untuk mencium atau paling tidak menyentuh batu tersebut karena begitulah teladan dari nabi besar kita Nabi Muhammad SAW .
Hajar Aswad batu hitam yang tingginya satu setengah meter dari dipermukaan tanah .
Ini bukan lagi batu utuh, melainkan bongkahan batu hitam mengkilat, meski sudah ratusan tahun berlalu dan disentuh umat.
Hajar Aswad sebelumnya batu utuh,namun disebabkan masa dan waktu yang yang dilalui batu tersebut berubah bentuk.
Ada beberapa upaya untuk mengeluarkannya dari tempatnya sampi mencuri batu tersebut.
Disunnahkan pergi ke Mekah ketika
mengelilingi Ka’bah menyentuh batu Hajar Aswad dengan tangan lalu menciumnya.
Ini bukan perkara mudah, ditengah tengah lautan manusia yang ingin melakukan hal yang serupa.
Jadi jika tidak dapat menciumnya maka cukuplah menyentuh batu itu dengan tangan.
Kalau tidak bisa juga tunjuk dengan tangan kanan sambil menyeru nama Allah yang maha besar.
Batu itu diyakini dari surga jika bisa menciumnya itu adalah tanda cinta kepada Allah.
Ada sebuah kisah saat terjadi ketika terjadi perselisihan mengenai bagaimana meletakkan baru itu kembali di Kaabah.
Kaum Quraisy ingin. memperbaiki Ka'bah dan semua suku setuju dan ingin ikut serta mengerjakannya.
Namun ketika tiba saatnya untuk menempatkan Hajar Aswad di Kaabah, setiap suku.berebut untuk mendapatkan kehormatan untuk meletakkan batu itu ditempatnya. Masing masing tidak mau mengalah.
Hampir saja terjadi perkelahian antar suku. Namun seorang tertua mengusulkan agar orang pertama yang memasuki tempat suci itu akan dapat memutuskan perselisihan.
Lalu siapa yang memasuki tempat suci itu. Ternyata adalah Nabi Muhammad yang ketika itu belum menerima wahyu.
Nabi dikenal dalam hal kejujuran dan beliau mengajak seluruh pemimpin suku untuk masing-masing memegang bagian dari tepi kain.
Mereka secara bersama sama membawa batu itu dalam kainnya dan menaruhnya pada tempatnya.
“Hajar Aswad turun dari surga, ketika itu warnanya lebih putih dari susu, dosa anak Adamlah yang menjadikannya hitam” menurut Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu (HR. Tirmidzi dalam bukunya Sounan n°877).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H