Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hajar Aswad di Mekah, Kerinduan Untuk Menyentuh dan Menciumnya

3 Mei 2024   09:02 Diperbarui: 3 Mei 2024   09:59 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika anda ke Mekkah jangan lupa untuk mengunjungi batu Hajar Aswad. 

Hajar Aswad diyakini batu berasal dari surga dan setiap orang yang berhaji dan umrah pasti punya keinginan yang besar  untuk menyentuh dan mencium batu Hajar Aswad.

Hajar Aswad  terletak di sudut tenggara Ka'bah dikelilingi oleh bingkai perak berbentuk oval.

Disunnahkan bagi peziarah untuk mencium atau paling tidak menyentuh batu tersebut karena begitulah teladan dari nabi besar kita  Nabi Muhammad SAW .


Hajar Aswad  batu hitam yang tingginya satu setengah meter dari dipermukaan tanah .

Ini  bukan lagi batu utuh, melainkan bongkahan batu hitam mengkilat, meski sudah ratusan  tahun berlalu dan  disentuh umat.

Hajar Aswad sebelumnya  batu utuh,namun disebabkan masa dan waktu yang yang dilalui batu tersebut berubah bentuk.

Ada  beberapa upaya untuk mengeluarkannya dari tempatnya sampi mencuri batu tersebut.

Disunnahkan pergi ke Mekah ketika
mengelilingi Ka’bah menyentuh batu Hajar Aswad dengan tangan lalu menciumnya.

Ini bukan perkara mudah, ditengah tengah lautan manusia yang ingin melakukan hal yang serupa. 

Jadi jika tidak dapat menciumnya maka cukuplah menyentuh batu itu dengan tangan.

Kalau tidak bisa juga tunjuk dengan tangan kanan sambil menyeru nama Allah yang maha besar.

Batu itu diyakini dari surga  jika  bisa menciumnya itu adalah  tanda cinta kepada Allah.

Ada sebuah kisah  saat terjadi ketika terjadi perselisihan mengenai  bagaimana meletakkan baru itu kembali di Kaabah. 

Kaum Quraisy ingin. memperbaiki Ka'bah dan semua suku setuju dan ingin ikut serta mengerjakannya.

 Namun ketika  tiba saatnya untuk menempatkan Hajar Aswad di Kaabah, setiap suku.berebut untuk   mendapatkan kehormatan untuk meletakkan batu itu ditempatnya. Masing masing tidak mau mengalah.

Hampir saja terjadi perkelahian antar suku.  Namun seorang tertua mengusulkan agar orang pertama yang memasuki tempat suci itu akan dapat memutuskan perselisihan.

Lalu siapa yang memasuki tempat suci itu. Ternyata adalah Nabi Muhammad yang ketika itu belum menerima wahyu.

Nabi dikenal dalam hal kejujuran dan beliau  mengajak seluruh pemimpin suku untuk masing-masing memegang bagian dari tepi kain.

Mereka secara bersama sama membawa batu itu dalam kainnya dan menaruhnya pada tempatnya.

“Hajar Aswad turun dari surga, ketika itu  warnanya lebih putih dari susu, dosa anak Adamlah yang menjadikannya hitam” menurut Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu (HR. Tirmidzi dalam bukunya Sounan n°877).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun