Brunei adalah negara yang kaya. Dinegeri itu pendidikan dan pengobatan gratis bahkan sampai keluar negeri. Tidak ada pajak dan pungutan bagi penduduk untuk negara ini berkat hasil minyak yang berlimpah.
Brunei telah mengembangkan sepak bola selama bertahun-tahun, tapi hanya sedikit keberhasilan. Mungkin karena penduduknya yang sedikit.
Setiap tahun dalam sepak bola, Brunei U22 hampir tidak dapat membuat kejutan. Tim Brunei berada di peringkat 191 di peringkat FIFA. Brunei berpartisipasi di Piala AFF adalah pada tahun 1996 dan tersingkir di babak penyisihan grup.
Persaingan turnamen sangat buruk sehingga tim terkuat, DPMM FC, harus beralih ke liga Malaysia dan kemudian Singapura untuk bersaing guna menghindari kurangnya persaingan.
Memiliki latar belakang sepakbola yang terbelakang dengan timnas yang lebih banyak mencicipi kekalahan daripada kemenangan jelas tidak bisa membuat timnas Brunei U22 menjadi kuat.
Tim inilah yang akan dihadapi Indonesia tanggal 26 Desember nanti di Kuala Lumpur.
Pada SEA Games ke-30, Brunei U22 memboyong dua pemain overage, striker Adi Said (29 tahun) dan gelandang Nur Damit (26 tahun). Semuanya adalah pemain nasional Brunei.
Namun tidak ada pemain di tim Brunei U22 yang menonjol. Seluruh tim yang terdiri dari 20 pemain dari Brunei hanya memiliki 4 gol untuk timnas. Bahkan 4 pemain tim Brunei U22 masih bermain sepak bola di level akademi.
Tapi jangan salah, tim Brunei U22 kapten Faiq Bolkiah adalah karakter yang disebut sebut paling spesial.