Xi Jinping Kunjungi China, Apakah Akan Berpaling dari AS?
Presiden China Xi  memulai kunjungan tiga hari ke Arab Saudi pada Rabu 7/12/22  untuk bertemu dengan para pemimpin di kawasan itu.
Xi disambut oleh beberapa pejabat Saudi, termasuk Menteri Luar Negeri Faisal bin Farhane.
Ini adalah perjalanan luar negeri ketiga Xi Jinping sejak dimulainya pandemi Covid-19 pada 2020 dan yang pertama ke Arab Saudi sejak 2016.
Ia akan bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang berkuasa atau penguasa de facto kerajaan.
Cina juga akan menghadiri  KTT yang diadakan pada hari Jumat dengan enam negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan satu lagi dengan para pemimpin Arab.
Kegiatan ini merupakan "aktivitas diplomatik terbesar antara China dan dunia Arab," dikomentari Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada hari Rabu.
AS saat ini dengan Arab Saudi sering digambarkan sebagai perjanjian "minyak untuk keamanan"
Hubungan AS dan Saudi telah menjadi tegang dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai sebab.
Salah satunya penolakan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak untuk membatasi lonjakan harga  dan Washington, yang melihatnya sebagai "kesejajaran (berpihak) dengan Rusia", tapi  Ryad menolak tuduhan.
Arab Saudi malahan mengkritik AS Â karena tidak cukup mendukungnya dalam menghadapi serangan pemberontak Houthi dari negara tetangga Yaman. Arab Saudi berharap "mendapatkan lebih banyak jaminan keamanan dari Amerika Serikat. "
Sekretaris Jenderal Dewan Kerjasama Teluk, Nayef al-Hajraf mengatakan keinginan saat ini untuk "memperkuat" hubungan dengan China"
KTT China-Arab akan diadakan pada hari Jumat, dan delegasi China diperkirakan akan menandatangani puluhan perjanjian dan nota kesepahaman dengan negara Teluk dan negara-negara Arab lainnya terkait dengan energi, keamanan dan investasi.
Arab Saudi akan penandatanganan , Perjanjian senilai US$30 miliar (sekitar HK$233,6 miliar).
 Xi Jinping diundang sendiri oleh Arab Saudi  tanggal 7 hingga 10 Desember untuk menghadiri KTT Negara-negara China-Arab yang pertama .
Badan Pers resmi Saudi mengatakan bahwa kunjungan Xi Jinping menunjukkan keinginan kuat para pemimpin kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral dan kemitraan strategis bersama.Â
Namun para analis percaya, Arab Saudi dan negara-negara Arab tidak mungkin  meninggalkan Amerika Serikat.
AS harus memaklumi  ,
China adalah pembeli terbesar minyak mentah Saudi, atau sekitar seperempat dari ekspor minyak Saudi.
Tapi AS pantas khawatir, bahwa perjanjian yang ditandatangani oleh China dan negara-negara Arab tidak hanya mencakup bidang energi, tetapi juga keuangan, teknologi, real estate, perawatan kesehatan, dan bidang lainnya meninggalkan ketergantungan dengan AS.Â
Ada hal menarik lainnya, beda kedatangan Xi Jinping di Arab Saudi yang dikawal Pesawat Pengawal Protokol Saudi .
Sangat kontras dengan perjalanan Biden tidak seperti itu, berbeda perlakuan dengan Kunjungan kenegaraan Xi Jinping yang lebih dihormati.Â
Artinya Xi Jinping mendapatkan perlakuan lebih dari Arab Saudi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H