Di banyak sekolah, nilai dipublikasikan dalam sistem peringkat, siswa peringkat terbawah cukup menderita dan tertekan.
Waktu belajar juga cukup panjang,
anak berusia 13 tahun sudah harus bersekolah dari jam 8 pagi sampai jam 16.00 sore.
Siswa dengan kehadiran kurang dari 50% tidak bisa naik kelas meski pintar.  Sistem pendidikan di Jepang kata sebagian orang identik dengan  mengajarkan anak-anak untuk "percaya" dan bukan "berpikir"
Di Jepang, tahun ajaran baru dimulai pada bulan April. Setiap anak di Jepang terkena aturan wajib belajar dan tamat.
Wajib belajar berlangsung selama 9 tahun yaitu 6 tahun sekolah dasar dan 3 tahun lagi disekolah menengah.
 Setelah itu, pada usia rata-rata 15 tahun siswa dapat  meninggalkan sekolah dan bisa mulai magang atau bekerja di perusahaan atau lembaga.
Banyak yang masuk sekolah menengah atas atau Universitas.Â
Perguruan tinggi atau Universitas memiliki  peraturan yang berbeda dan kurang diawasi oleh pemerintah karena  bukan lagi sekolah wajib.
Orang asing yang tinggal di Jepang cukup kewalahan dengan anak anak mereka yang belajar kalau disekolahkan di Jepang pada tingkat sekolah dasar atau menengah.
Sistem sekolah dasar dan sekolah menengah di Jepang bisa membuat anak anak stres. Namun mungkin mereka sudah biasa seperti itu sejak taman kanak kanak dan sekolah dasar.
Itulah Jepang negeri yang memiliki etos gila kerja dan kalau perlu tanpa libur atau cuti. Berbeda dengan Barat yang memiliki kecenderungan bekerja dan hari libur harus seimbang.Â