Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak ke 8 Milyard lahir 15 November 2022

18 November 2022   16:59 Diperbarui: 18 November 2022   17:09 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika tujuh miliar tahun 2011 di Indonesia  dirayakan.

 Semasa era SBY  Presiden  memberikan nama khusus kepada dua bayi yang tercatat lahir pada 31 Oktober 2011 Yona Sastra Yeni.

PBB mengatakan bayi ke-7 miliar diprediksi lahir pada tanggal 31 Oktober 2011. Di Indonesia dicarilah ibu ibu yang akan melahirkan di tanggal itu.

Didapat  salah satu bayi yang lahir dari pasangan suami istri Herri Wiranto yang lahir di Payakumbuh.

Bukan hanya dua bayi itu yang lahir sebagai bayi laki-laki dan perempuan ke-7 miliar di Indonesia atau dunia.

"Total ada 10 ribu bayi yang lahir di Indonesia pada tanggal tersebut," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Sugiri Syarif  di Hotel Pangeran, Padang, Sumatera Barat, tanggal 25 Nopember 2011.

Dari 10 ribu bayi tersebut dipilih lah dua bayi secara acak. "Satu perempuan dan satu laki-laki dan perempuan dari Sumbar.

Agung Laksono juga memberikan nama kepada bayi
laki-laki ke-7 miliar,  dari pasangan Aminullah (33) dan isterinya Lulusinniyah (29) warga Dusun Sumber Rejo, Banyu Putih, Situbondo yang diberi nama Ahmad Saptaji Adibuwono.

Dalam kelahiran bayi 8 milyard di Indonesia tak ada lagi acara khusus sebelumnya seperti tahun 2011 namun untuk ke 8 milyard tampaknya secara simbolis bayi yang lahir di Philipina itu.

Kita optimis, karena reski ditentukan Allah, ada jalan bagi manusia untuk bertahan hidup dengan kemajuan teknologi . 

Negara negara seperti Jepang mengkhawatirkan turunnya populasi dan China sudah lama membatasi kelahiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun