Joe Biden atau Presiden AS sudah tiba hari Minggu malam Bali (13/11) dan semua mata tertuju kepada pertemuan Biden dan Xi Jinping. Presiden dari Partai Demokrat itu mendarat di Pulau Bali, Indonesia pada Minggu malam dengan pesawat Air Force One .
Saat ini Biden percaya diri dan akan blak-blakan dengan China setelah keberhasilan tak terduga Partai Demokrat dalam pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat.
Ada banyak titik sensitif yang akan dibicarakan Biden di Bali.
Ia mengatakan bahwa ia bermaksud untuk menarik "garis merah" dalam hubungan yang tegang antara Amerika Serikat dan Beijing.
Tidak diketahui apa yang dimaksud garis merah oleh Biden, apakah arti kiasan tanpa jalan kembali atau hal yang harus dilakukan China agar meredakan ketegangan.
Pertemuan dengan  Presiden China Xi Jinping bagi AS ditandai oleh banyak perpecahan yang mendalam.
Washington dan Beijing berselisih tentang berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia di wilayah China di Xinjiang termasuk status Taiwan.
Meski ini pertemuan pertama kali sejak menjabat presiden, namun Biden dan Xi telah  memiliki hubungan yang dimulai lebih dari satu dekade.
Ketika menjadi wakil presiden di pemerintahan Obama mereka sering bertemu tatap muka. Penasihat keamanan nasionalnya Jake Sullivan meyakinkan bahwa Biden mengharapkan pertukaran "langsung" negosiasi dengan China.
Amerika Serikat siap menghadapi persaingan sengit dengan China tetapi tidak mencari konfrontasi," katanya kepada wartawan di atas Air Force One.
Ada perkiraan Joe Biden akan mendesak Beijing untuk menggunakan pengaruhnya untuk Korea Utara yang  bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ke-7.
China adalah sekutu utama Pyongyang dan AS akan terpaksa mengatakan  akan meningkatkan kehadiran militernya di wilayah tersebut jika Korea Utara tetap menantang.
Kehadiran militer AS sangat
ditentang keras oleh Beijing, tapi jika tidak ingin ia harus mempengaruhi Korea Utara agar tidak bersikap ekstrem.
Sayang sekali Putin tidak hadir,namun ketidak hadirannya bisa jadi akan dipandang sebagai tanda isolasinya di tengah intervensi militer di Ukraina. Putin cuma mengirim Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov yang tiba di Bali Minggu malam.
Misi Lavrov adalah minta  G20 untuk fokus pada masalah ekonomi dan tidak menyinggung masalah keamanan khususnya perang Ukraina. Rusia mengkhawatirkan Amerika akan menggunakannya pengaruhnya untuk mengisolasi Rusia.
Indonesia, telah melakukan segalanya untuk menjaga keseimbangan dan tidak ingin memihak baik kepada China Amerika Serikat atau juga Rusia.
Kesempatan Indonesia berpartisipasi dalam ketegangan yang terjadi pada negara besar.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H