Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Netanyahu Akan Jadi PM Kebijakan Kembali Berbeda

5 November 2022   11:22 Diperbarui: 5 November 2022   11:26 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengundurkan diri tahun lalu karena tuduhan korupsi,kini berhasil untuk bangkit dan diperkirakan akan memimpin Israel.

Dalam pemilihan umum awal Israel yang diadakan pada tanggal 2 Nopember dia menang dengan 86% penghitungan suara sah.

Partai Likud, yang dipimpinnya telah dapat mengamankan 32 kursi.  
Akibatnya, Netanyahu, 73, kemungkinan akan menjadi perdana menteri untuk ketiga kalinya tahun ini.

 Perdana Menteri petahana Yair Rapids boleh kecewa karena cuma,  memenangkan 24 kursi, sementara koalisi partai tengah Menteri Pertahanan Benny Gantz, Partai Persatuan Nasional, memenangkan 12 kursi.

Mereka itu adalah pemberontak melawan rezim Netanyahu tahun lalu.  Mereka juga bisa disebut "koalisi anti-Netanyahu karena punya pandangan berbeda bertolak belakang" dengan rezim.

Netanyahu, yang dianggap mewakili sayap kanan Israel, adalah perdana menteri terlama dalam sejarah dan populer di Israel. 

Dia telah berkuasa selama lebih dari 15 tahun. Itu dimulai tahun 1996 hingga 1999 dan berlanjut 2009 hingga 2021.

Dia  dikenal sebagai nasionalisme Yahudi garis super keras terutama terhadap musuh bebuyutannya Palestina dan Iran.

Awal tahun lalu, dia mengundurkan diri sebagai perdana menteri atas tuduhan menerima suap sebesar $264.000 dari produser film Hollywood terkenal.

Ia masih diselidiki oleh jaksa, dan kehidupan politiknya sebenarnya dalam bahaya.

Namun itu akan segera berakhir "Jika Netanyahu menjadi perdana menteri lagi."

Dia akan bisa menggunakan hak kekebalannya untuk lepas dari jerat hukum menurut hukum Israel.

Netanyahu secara konsisten membantah tuduhan itu, mengklaim bahwa penyelidikan penuntutan terhadapnya "dibuat-buat."

Mengenai kebangkitannya, "Ada persepsi yang kuat di antara orang-orang Israel bahwa Netanyahu adalah 'pembela terbaik negara'."

Dengan kemenangan  garis keras, kebijakan luar negeri pemerintah berikutnya dapat dipastikan akan menjadi lebih agresif.

Ada kekhawatiran bahwa konflik dengan negara-negara Arab tetangga dapat meningkat lagi. Netanyahu telah berjanji untuk membatalkan perjanjian batas laut dengan Lebanon yang baru saja disepakati oleh pemerintah Lapid. PM Israrl itu setelah lebih dari satu dekade konflik mengambil jalan lunak untuk keamanan Israel.

Dia juga berjanji untuk segera bertindak mengamankan  Temple Mount di Yerusalem Timur di mana konflik terus berlanjut sejak berdirinya Israel.

Temple Mount dianggap sebagai tempat suci oleh orang Yahudi dan Muslim.

Israel telah mengadakan lima pemilihan umum dalam tiga setengah tahun terakhir. Pada pemilihan umum April dan September 2019, pemerintah koalisi gagal terbentuk, dan pada pemilihan umum Maret 2020, koalisi bubar karena konflik penanganan anggaran.

Kini ia akan kembali ketampuk kekuasaan .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun