Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kriket, Olahraga yang Tidak Populer di Indonesia

2 November 2022   05:46 Diperbarui: 2 November 2022   05:49 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim kriket  DKI  lawan Bali Kejuaraan Nasional  2022 di Lapangan Buperta Cibubur Jakarta Timur27 Oktober 2022. | Foto: beritasatu.com

Kriket mungkin  sebuah permainan menarik, namun kurang terkenal di Indonesia meski sudah ada di Indonesia sejak kolonial. Mirip kasti Hanya saja, kalau pada kasti pemukulnya harus mengelilingi lapangan setelah memukul, pada kriket pemukulnya berlari bolak-balik di dalam lapangan.

Bermain Kriket menurut saya asyik, dari lima bagian  yaitu memukul bola, melepas bola  (bowling), menjaga (fielding), menangkap (catching), penjaga stump (wicket keeper) dan wasit

Sri Lanka negeri yang bangkrut ini, ternyata sangat populer kriket. Dia mengalahkan Afganistan dari Piala Dunia T20. Hasaranga adalah pencetak gol terbanyak kompetisi dengan 13 gol.

Kriket rupanya juga sangat populer di Afghanistan  negara yang dikuasai Taliban. Meski populer Taliban mengklaim bahwa perempuan tidak lagi  diizinkan bermain kriket.

Para pemain dari negara lain tidak menutup kemungkinan memboikot Afghanistan di Kriket karena larangan itu.

Pemain kriket internasional Australia Tim Paine mengatakan timnya dapat mengundurkan diri dari Piala Dunia bulan depan, atau memboikot pertandingan melawan Afghanistan jika Taliban tetap melarang wanita bermain.

Federasi Kriket Internasional (ICC) belum memutuskan bagaimana menyikapi sikap rezim terhadap perempuan, dan tim pria Afghanistan masih akan ambil bagian dalam acara yang akan berlangsung dari 17 Oktober hingga 14 November di Uni Emirat Arab dan Oman.

Menurut aturan ICC, negara-negara dengan status pengamat juga harus memiliki tim wanita yang aktif.

"Saya tidak berpikir perempuan akan diizinkan bermain kriket karena perempuan tidak perlu bermain kriket ," kata wakil kepala komisi kebudayaan Taliban Ahmadullah Wasiq kepada penyiar Australia SBS, Rabu. " Dalam kriket, mereka mungkin menghadapi situasi di mana wajah dan tubuh mereka tidak akan ditutup. Islam tidak mengizinkan wanita untuk dilihat seperti itu ." Kata Taliban.

Pada hari Kamis, Federasi Australia (Cricket Australia) mengatakan  ' tidak punya pilihan ' selain membatalkan pertandingan Uji pertama melawan Afghanistan di Hobart, Tasmania pada bulan November.

 "Ini adalah olahraga untuk semua orang dan kami dengan tegas mendukung permainan untuk wanita di semua tingkatan ," tambahnya.

Taliban mengatakan tak lama setelah mengambil alih kekuasaan bahwa jadwal tim putra Afghanistan untuk kejuaraan dunia tidak akan terganggu.

Kriket  abad ke-16 milik  kelas pekerja dan dibenci oleh orang kaya.

Sekitar tahun 1820, kriket datang dalam dua versi: kriket untuk kelas menengah ke atas dan kriket untuk kelas menengah ke bawah.

Olahraga telah terkenal di bekas jajahan Inggris: India, Sri Lanka, Pakistan, Selandia Baru, Hindia Barat Inggris, Afrika Selatan, dan Australia.
 
Kriket melawan dua tim yang terdiri dari 11 pemain yang bersaing secara bergantian di lapangan.  
Pada awal pertandingan, tim menarik undian dan pemenang undian memilih untuk "mengalahkan" atau "melempar"

Tim pemukul mencetak poin, yang disebut lari. Tujuan permainan ini adalah untuk mencetak angka sebanyak mungkin.

Untuk mencetak angka lari, pemukul harus memukul bola sejauh mungkin agar memiliki waktu untuk berlari dan menyentuh garis gawang sebelum bola kembali

Setiap kali dia menyentuh garis ini, sebuah lari akan dicetak untuk timnya. Jadi semakin jauh bolanya, semakin banyak perjalanan bolak-balik yang bisa dia lakukan dan dapatkan poin karena setiap perjalanan lari pulang pergi dicatat wasit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun