AS dan sekutunya bisa terlibat langsung dalam konflik Rusia-Ukraina dalam waktu dekat, kata Mantan direktur CIA David Petraeus.
Ia berbicara kepada mingguan Prancis L'Express pada 22 Oktober kemaren. David Petraeus mengatakan bahwa AS bisa membentuk koalisi negara-negara yang siap bergabung untuk  ke Ukraina.
Mantan pejabat itu mengatakan bahwa  keterlibatan langsung AS di Ukraina dimungkinkan jika Rusia mengambil beberapa tindakan "sangat mengejutkan dan sangat serius" sehingga AS dan sekutunya memutuskan untuk mengambil tindakan untuk terjun langsung di Perang.
Menurut Petraeus, NATO masih terikat dengan piagamnya dan hanya akan campur tangan dalam konflik Ukraina jika Pasal 5 diaktifkan, Â berarti salah satu negara anggota diserang.
Namun mantan pejabat AS itu tidak menyebutkan kemungkinan sekutu AS lain yang bergabung itu jika bukan NATO.
David Petraeus mengatakan bahwa AS bisa membentuk koalisi negara-negara yang siap bergabung untuk  ke Ukraina.
Mantan pejabat itu mengatakan bahwa  keterlibatan langsung AS di Ukraina dimungkinkan jika Rusia mengambil beberapa tindakan "sangat mengejutkan dan sangat serius" sehingga AS dan sekutunya memutuskan untuk mengambil tindakan untuk terjun langsung di Perang.
Menurut Petraeus, NATO masih terikat dengan piagamnya dan hanya akan campur tangan dalam konflik Ukraina jika Pasal 5 diaktifkan, yang berarti salah satu negara anggota diserang.
Namun mantan pejabat AS itu tidak menyebutkan kemungkinan sekutu AS yang bergabung itu jika bukan NATO.
 Petraeus hanya berspekulasi bahwa AS dapat secara langsung terlibat dan menargetkan pasukan Rusia di Ukraina serta Armada Laut Hitam Rusia, jika Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina. David Petraeus adalah mantan jenderal tentara Amerika, komandan Pasukan Bantuan dan Keamanan Internasional di Afghanistan antara 2010 dan 2011.
Ia menjadi  direktur CIA dari 2011 hingga 2012,
David Petraeus juga mengatakan bahwa Rusia berada dalam situasi yang sangat sulit karena Ukraina sekarang memiliki tentara yang lebih besar dan lebih mampu di tanahnya daripada Rusia Â
 Ukraina telah melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik daripada Rusia dalam merekrut, melatih, memperlengkapi (berkat bantuan besar-besaran senjata, amunisi, dan peralatan AS senilai lebih dari $18 miliar), organisasi dan penempatan tentara dan unit tambahan, ujarnya.
Tanda tanda ini sebenarnya sudah mulai tampak  dapat kita lihat dari beberapa hal yang terjadi .
Pada tangan 20 Oktober, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pasokan senjata NATO ke Ukraina dan dukungan militer ke Kyiv sudah mendekati garis berbahaya atau bentrokan militer langsung dengan Rusia.
"Negara-negara NATO  berlomba satu sama lain untuk memberikan senjata dan amunisi kepada pemerintah Kyiv, melatih personel dan  instruksi bagaimana melakukan operasi tempur.
Zakharova sangat mengkritik rencana Uni Eropa untuk meningkatkan bantuan ke Ukraina. Â membuat Uni Eropa (UE) menjadi pihak dalam perang Ukraina.
 Duta Besar Rusia untuk Washington Anatoly Antonov menuduh AS telah lama melewati semua garis merah yang ditetapkan Moskow.
“Hubungan Rusia-AS berada dalam keadaan yang sangat buruk. Saya harus mengakui bahwa tidak ada perubahan yang terjadi dalam retorika Gedung Putih
 Amerika Serikat melihat kelemahan Rusia dilapangan menghadapi Ukraina dan ingin menyelesaikan dengan cepat.