Dia masih dalam penyelidikan oleh Komite Standar Parlemen yang secara teori dapat menyebabkan penangguhannya dari Parlemen atau bahkan pengusirannya.
Mantan pemimpin Partai Konservatif William Hague telah memperingatkan bahwa kembalinya Boris Johnson akan menghasilkan "spiral maut"(berbahaya) bagi partai tersebut.Â
Pukulan terberat Boris Johnson datang dari Steve Barclay mantan kepala stafnya, yang mengumumkan dukungannya kepada Rishi Sunak. "Negara kita menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan dan Rishi berada di posisi terbaik untuk menghadapinya," cuitnya.
Tetapi Boris Johnson selalu dapat mengandalkan dukungan kuat tak terduga. Beberapa anggota parlemen telah menyerukan kepulangannya, Ben Wallace, menteri pertahanan negara itu, dan mantan Menteri Dalam Negeri Suella Braverman.
Mereka yang mendukung Johnson, juga Menteri Luar Negeri James Cleverly dan mantan Kanselir Nadhim Zahawi  yang mampu merayu seluruh negeri dengan citra selebritas dan optimisme energiknya.
 Bagaimana dengan media yang mendukungnya, tampaknya harus diperhatikan  kata  Anand Menon, profesor politik dan hubungan luar negeri di Kings College London:
 “Ada kecenderungan, terutama di antara para pendukungnya, tetapi juga di sebagian media, untuk membesar-besarkan daya tarik elektoral Boris Johnson. Tapi peringkat persetujuannya secara historis rendah ketika dia berhenti menjadi perdana menteri," katanya.
"Jadi gagasan bahwa Boris sangat populer, menurut saya belum tentu benar," tambahnya.
Perdana Menteri Inggris berikutnya Rishi Sunak atau Boris Johnson ditentukan dalam waktu dekatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H