Presiden Bulgaria Rumen Radev mengatakan bahwa Ukraina hanya dapat bergabung dengan NATO setelah Kiev dan Moskow mencapai kesepakatan damai.
Menurut Presiden Radev, keputusan aksesi Ukraina ke NATO harus dibuat hanya setelah ada tanda-tanda yang jelas dari resolusi damai konflik Rusia-Ukraina, dan kedua belah pihak menerimanya.
Pandangan negara-negara Eropa lainnya tentang hal ini juga penting.
Pada tahun 2008, baik Prancis dan Jerman menolak upaya AS dan sekutu lainnya untuk membawa Ukraina ke NATO. Pada Februari 2022.
Presiden Putin menyatakan bahwa NATO merupakan ancaman bagi Rusia. Putin mengatakan dimulainya operasi militer di Ukraina bertujuan untuk menghilangkan Rusia dari ancaman ini, dengan mengatakan itu adalah bahaya bagi integritas teritorial Moskow.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan akhirnya mengatakan bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk mempertimbangkan permohonan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
“Saat ini yang perlu menemukan cara terbaik untuk mendukung Ukraina di lapangan,” kata Sullivan.
Sekretaris Jenderal NATO menjanjikan dukungan tak tergoyahkan untuk Ukraina tetapi sulit bagi Ukraina menjadi anggota NATO saat ini.
Bergabung saat ini dengan NATO dapat memperumit perang Ukraina dan Rusia.
Menurut Pasal 5 Perjanjian NATO, setiap serangan bersenjata terhadap satu atau lebih anggota aliansi dianggap sebagai serangan terhadap aliansi secara keseluruhan dan semua anggota harus segera membantu para korban serangan tersebut.
Jika Ukraina bergabung dengan maka Pasal 5 akan diaktifkan.
“NATO akan terlibat dalam perang secara lebih langsung.