Perdana Menteri Israel Jair Lapid akan segera memproduksi gas kontroversial dari ladang gas di laut Mediterania. Daerah yang masih sengketa dengan Lebanon.
Pengumuman Perdana Menteri Israel Jair Lapid  bahwa produksi gas alam akan segera dimulai didaerah yang disengketakan akibatnya bisa menjadi konflik berlanjut bahkan mungkin menimbulkan kontak yang terus berulang Â
Israel dan Libanon telah berselisih mengenai area sekitar 860 kilometer persegi ruang laut di Laut Mediterania. Lebanon bermaksud juga akan  memproduksi minyak dan gas di sana.
AS sedang mencoba menengahi dan jberbicara tentang konflik yang akan terjadi. Israel  mengatakan kesepakatan dengan Lebanon adalah bisa saja( mungkin) namun Israel bersikeras produksi di lapangan gas Karisch tidak ada hubungannya dengan negosiasi.
Israel telah mendirikan rig minyak di ladang gas pada bulan Juni lalu. Ia berpandangan bahwa ladang gas tersebut bukan termasuk wilayah laut yang disengketakan.Â
Pemerintah Lebanon di bawah Presiden Michel Aoun memperingatkan Israel untuk tidak mengoperasikan ladang gas tersebut karena  wilayah itu miliknya.Â
"Setiap tindakan atau kegiatan di wilayah sengketa merupakan provokasi dan tindakan permusuhan," kata Presiden Libanon.Â
Israel dan Lebanon telah mengadakan pembicaraan selama setahun lebih untuk menyelesaikan sengketa zona ekonomi eksklusif di lepas pantai itu. Â Deposit besar gas alam cukup besar diduga berada di wilayah yang disengketakan. Itu membentang lebih dari ratusan kilometer persegi.
Tempat ada pada peta yang terdaftar di PBB pada tahun 2011. Namun, Lebanon mengklaim area miliknya 1.430 kilometer persegi lebih jauh ke selatan pada tahun 2020.
Area yang diklaim mencakup bagian dari ladang gas Karish, yang telah dialokasikan Israel untuk ditambanng bekerja sama dengan  perusahaan Yunani Energean .
Mereka akan mulai memompa gas ke pasar domestik Israel. Wilayah itu mengandung sejumlah besar gas alam yang semuanya belum dimanfaatkan.
Lebanon dan Israel masih resmi berperang dan negara itu secara de facto diperintah oleh organisasi teroris Hizbullah.Â
Lebanon berusaha untuk memenangkan wilayah berharga di Mediterania melalui saluran diplomatik.Â
Jika Israel mengalah, itu akan dua kali  menyakitkan bagi Israel, karena  tidak hanya akan kehilangan keuntungan yang menjadi milik Lebanon, juga akan secara langsung membiayai persiapan perang Hizbullah melawan Israel.
Saling ngotot  mempertajam konflik kedua negara yang sudah lama berkonflik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H