Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Thailand Negeri Senyuman Salam Way, Bagaimana Mereka Melakukannya?

15 September 2022   21:02 Diperbarui: 15 September 2022   21:06 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Thailand mengajarkan anak anak mereka sejak dini salam Way: Foto: tourelathailand/fr

Tak pelak lagi kemenangan Pariwisata  Thailand menjadi saingan berat Indonesia dan Bali. 

Thailand   favorit   karena iklimnya yang sejuk, penginapan dan makanan yang murah, dan beragam resor. Apalagi bagi pengunjung tetap di distrik lampu merah,  Thailand  dianggap  surga bagi laki laki  

Mulai 1 Juli 2022, Thailand mencabut semua persyaratan masuk virus corona untuk turis, dan  1 Oktober nanti akan memutuskan untuk mencabut pembatasan COVID di wilayah negara itu.

Thailand disebut negeri senyuman penduduknya benar-benar selalu tersenyum. Dan seringkali dalam situasi yang sama sekali tidak terduga. Menurut prinsip Buddhis, cara ini di sebagai kebutuhan untuk menghindari konflik.

Salam Thailand (wai)  dengan tangan terlipat di dada tidak hanya sebagai salam, tetapi juga  rasa terima kasih dan  hormat. 

Orang Thailand diajarkan untuk wai dari sekitar usia dua tahun.
Sudut kemiringan wai tergantung pada status sosial lawan bicara.

Disini jika kita bertemu, mungkin hanya akan tersenyum, tetapi di Thailand, orang yang lewat secara acak kemungkinan akan membuat salam wai. Tidak ada kata kata hai atau halo.

Asal usul gerakan ini berasal dari abad ke-12  untuk membuktikan bahwa Anda tidak memegang senjata. 

Ada beberapa versi wai berdasarkan kelas sosial yang dibagi dari jenis kelamin, dan usia.

Di restoran dan toko, seringkali kita menerima wai  tetapi kita bisa  melakukannya dengan bertukar senyum. Secara tradisional, wai adalah tanda hormat kepada orang yang lebih tua.

Ada berbagai tingkat wai yang dilakukan,  misalnya
Untuk yang termuda, tangan dirapatkan setinggi dada.

Orang-orang pada usia yang sama dengan kita , pada tingkat dagu, jari-jari  harus melewati di bawah dagu. Untuk orang-orang berpangkat tinggi, pendeta, pejabat dan orang tua tingkat hidung atau setidaknya harus menyentuh ujung hidung.

Untuk anggota Keluarga Kerajaan dan para biarawan, umumnya disertai dengan menundukkan kepala ke depan untuk pria atau membungkuk untuk wanita.

Di Indonesia, gerakan terakhir ini disebut "sembah", yang digunakan istana kerajaan atau keraton.
Di Bali, untuk menyapa seseorang selama "sembah", orang Bali mengucapkan kata "swastiastu", yang setara dengan "sawasdee" dalam bahasa Thailand.

Di Laos dan Kamboja:  Salam serupa, yang disebut "nop" dalam bahasa Lao dan "sampeah" dalam bahasa Kamboja

Di Sri Lanka, gerakan serupa yang digunakan dengan kata "ayubowan" dapat dilihat di Sri Lanka, yang berarti "Semoga Anda hidup lebih lama".

Jadi kalau kita berwisata ke Thailand tak ada salahnya kita mengetahui salam cara Thailand. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun