Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bullying di Sekolah dan Asrama, Cara Sendiri Mengatasinya

13 September 2022   09:06 Diperbarui: 13 September 2022   09:22 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspadai bullying di Sekolah dan Asrama: Sumber essai  edukasi.com 

Bullying dan Kekerasan di Sekolah dan Asrama, Cara Sendiri Mengatasinya?

Ada  banyak bentuk bullying yang  terjadi yaitu dari kekerasan phisik,  pemukulan  kecil seperti tepukan di belakang kepala setiap kali masuk kelas. 

Kekerasan  bisa terjadi menarik baju dan pakaian menjadi robek dan sebagainya. 

Ada juga kekerasan phisiologis, baik langsung  atau tidak langsung seperti penghinaan, mengancam atau mengucilan dari kelompok.

Bullying di sekolah meninggalkan bekas luka yang dalam pada korban. 

Bullying di sekolah didefinisikan sebagai berulang kali mengalami perilaku agresif yang bertujuan untuk menyakiti atau membuat kesulitan seseorang. 

Ada juga   diskriminasi, yaitu  tindakan memperlakukan seseorang secara kurang menguntungkan dari asal usul, kebangsaan,  jenis kelamin, keyakinan politik atau agama.

Pelecehan tidak hanya mempengaruhi orang lain, di sekolah dapat terjadi pada semua usia, bahkan selama pendidikan tinggi.

Pelecehan juga terjadi  di dunia maya  dapat berupa publikasi foto-foto yang membahayakan   komentar yang mengancam, ejekan, penerimaan pesan agresif berulang kali.

 Orang yang dilecehkan dapat jatuh ke dalam depresi, tidak lagi ingin pergi ke sekolah, menolak bantuan, melarikan diri dari kenyataan yang menimpa dirinya.
Para pendidik dan kita semua harus berkomitmen untuk  memerangi bullying, diskriminasi, dan pelecehan 

Kepala sekolah dan Ketua asrama berkewajiban untuk bertindak jika diberitahu tentang situasi pelecehan. 

Namun bagi kita pribadi kita harus kuat. Cara kita menghadapi pelecehan, Bullying dan sebagainya patut juga dilihat petunjuk dari pakar. 

Brooks Gibbs dalam videonya yang menjelaskan menghadapinya dengan cara yang sangat sederhana .

Berbuatlah dengan  berpura-pura tidak peduli bahkan jika kita terpengaruh semakin si peleceh merasa bahwa dia memiliki kendali atas kita.

Bersikaplah realistis terutama dalam situasi ketegangan yang tidak terduga. Ingatlah sipelaku pelecehan berusaha mendominasi kita. 

Bagaimana caranya kita  berpura-pura tidak peduli? Adalah dengan tersenyum, tanggapi dengan tenang, dengan humor dan tanpa permusuhan.

Tidak usah merespons dengan melawan yang akan membuat si peleceh semakin agresif. 

Katakan dengan percaya diri "mengapa kamu menggangguku?Aku bosan denganmu ..."

Hal utama adalah bahwa peleceh tidak berhasil menggoyahkan yang dilecehkan dan mungkin kehilangan minat.

Brooks Gibbs  menggambarkan ketenangan dan kebaikan sebagai respons paling efektif terhadap serangan verbal.

Persatuan adalah kekuatan yang effektif dalam menghadapi intimidasi sekolah.  Carilah dukungan dari sekelompok teman.

Ini  bisa menyatukan anak-anak lain di sekitarnya yang juga menjadi sasaran tindakan pengganggu atau sekelompok pengganggu.

Menghadapi rasa takut  secara bertahap mengekspos diri pada situasi yang menghasilkan rasa takut.

Berlatih berbicara di kelas, membuat presentasi di depan kelas,  dan berprestasi di sekolah 

Itu akan mendapatkan kepercayaan diri dan menampilkan kemudahan tertentu yang tentu saja akan bermanfaat .

Jangan  bersembunyi di sudut setelah dilecehkan.Lebih baik untuk menghadapi ketakutan dan mengambil beberapa inisiatif Mengatasinya. 

Kita mulai berbicara, berdiskusi, bergabung dengan grup, berpartisipasi dalam acara dan sebagainya.

Kalau memungkinkan,  menghadapi situasi pelecehan, dukungan dari kerabat dan guru sangat penting.

Menurut saya jangan pula kita merasa kalah berbuat yang akan merugikan diri sendiri. 

Semoga bermanfaat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun