Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Irak Rusuh, 15 Ditembak Mati

30 Agustus 2022   15:16 Diperbarui: 30 Agustus 2022   15:20 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Pendukung pemimpin Irak Muqtada al-Sadr menyerbu kantor pejabat Perdana Menteri di Bagdat. [Ahmed Jalil/EPA]

Apa yang terjadi di Irak adalah aksi unjuk rasa brutal menyebabkan petugas keamanan menembak mati pengunjuk rasa.
Sebuah tindakan berlebih lebihan, bisa berakibat lebih buruk.

Irak 29 Agustus, kemaren  bentrok besar  pasukan keamanan dan pengunjuk rasa dan  jam malam segera berlaku pada malamnya.

Setidak tidaknya 15 orang tewas, sementara  yang terluka diperkirakan ratusan orang. Dilansir dari Fox News , kerusuhan terjadi setelah Muqtada al-Sadr, seorang ulama Syiah berpengaruh, mengumumkan pengunduran dirinya dari politik setelah menang pemilu legislatif karena kebuntuan dalam pemerintahan.

Pendukung Moqtada Al-Sadr memblokir jalan-jalan di Basra (Irak), 29 Agustus 2022. HUSSEIN FALEH / AFP
Pendukung Moqtada Al-Sadr memblokir jalan-jalan di Basra (Irak), 29 Agustus 2022. HUSSEIN FALEH / AFP

Massa pendukung Muqtada al-Sadr marah  dan menerobos pintu istana. Protes juga pecah di provinsi selatan yang didominasi Syiah.

Pndukung al-Sadr membakar ban dan memblokir jalan. Pada saat yang sama, ratusan orang pemprotes di luar gedung pemerintah daerah di Missan.

Penjabat Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi meminta al-Sadr untuk mendesak para pendukungnya agar mundur dari gedung-gedung pemerintah dan menghentikan unjuk rasa. 

Pemerintah Irak berada dalam kebuntuan politik ketika partai al-Sadr memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan parlemen Oktober 2021, tetapi dianggap belum cukup untuk membentuk pemerintahan mayoritas.
Akibatnya pendukung tidak puas, unjuk rasa yang bisa menjerumuskan Irak ke dalam ketidakstabilan.

Terbiasa dengan pukulan, Al-Sadr telah mengumumkan pada pagi hari di Twitter "penarikan terakhirnya" dari politik. 

Pendukung Syiah, termasuk Muqtada  Al-Sadr, gagal mencapai kesepakatan tentang pemerintahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun