Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AS Uji Tank Nierawak, Satu Tentara Dapat Operasikan Beberapa Tank Sekaligus

11 Agustus 2022   07:44 Diperbarui: 11 Agustus 2022   07:53 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 AS  merencanakan kendaraan tempur robot untuk bertarung di medan perang masa depan. Foto |armedmechanic.com

Dalam pembuatan teknologi alusista,  Amerika masih teratas. Negara adidaya ini tidak mau kalah terus menyempurnakan teknologi perangnya. 

Kini militer AS mungkin telah selesai menguji tank tak berawak, dengan  kecerdasan buatan (AI)

Jika telah selesai akan memungkinkan seorang tentara untuk mengoperasikan beberapa tank sekaligus.

Sebuah Robotic Combat Vehicle-Medium uji coba Operasi 2022 di Fort Hood, Texas. (Sumber gambar: US Army/Angelique N. Smythe, Public Affairs)
Sebuah Robotic Combat Vehicle-Medium uji coba Operasi 2022 di Fort Hood, Texas. (Sumber gambar: US Army/Angelique N. Smythe, Public Affairs)
Teknologi Kendaraan tempur robot (RCV) akan menjadi masa depan untuk operasi tempur bagi Amerika Serikat telah diuji coba pada akhir Juli 2022 dengan pelatihan pasukan di kendaraan, diikuti dengan skenario taktis dan latihan situasional. 

Insinyur dan teknisi Angkatan Darat AS telah menerima umpan balik dari tentara dan menggunakan umpan balik itu untuk mengembangkan fitur kendaraan robot bagi pengguna akhir.

“Umpan balik tentara sangat penting untuk setiap kebutuhan unik yang kami rancang,” kata Mayor Cory Wallace, kepala divisi RCV dari Grup Multifungsi Kendaraan Tempur Generasi terbaru. 

Selama sesi pelatihan pada 25/7.
telah digunakan sistem kabel tanpa awak, jammer anti-drone, sistem kamuflase asap modular, dan senjata konvensional yang dioperasikan dari jarak jauh.

Tank  dilengkapi dengan kedua senjata yang memuat kru seperti senapan mesin 12,7 mm, rudal anti-tank Javelin, serta transmisi otomatis.

Platform kendaraan Tank tanpa awak ini  memiliki sistem daya bertenaga baterai non-standar. 

Tentara sedang menguji kendaraan hingga batas medan di area pelatihan Fort Hood, mengendarainya melewati berbagai kondisi medan yang biasa ditemui di medan perang. 

Tentara juga menguji kemampuan kendaraan untuk mengidentifikasi dan menghindari rintangan serta kemampuan kendaraan untuk menembak saat bergerak.

“Dalam formasi tempur apa pun, 90% operasinya adalah gerakan, bergerak di permukaan yang tidak menguntungkan dari titik A ke titik B. Nanti kita bisa memuatnya di robot dan membiarkan robot itu pergi. Lakukan itu, sementara kru bisa berbuat lebih banyak. tugas penting," kata Wallace.

Tentara percaya robot akan mendapat manfaat dalam beberapa cara, melalui memberikan kesadaran situasional, penggunaan sumber daya yang lebih efisien, dan fleksibilitas yang lebih besar dalam perencanaan dan pelaksanaan.

 Teknologi robotik juga diharapkan dapat mengurangi risiko terhadap nyawa tentara dengan memberikan solusi yang aman.

Angkatan Darat sedang mempersiapkan untuk membuat keputusan tentang pembelian dan penggunaan sistem tak berawak dalam pertempuran dengan melakukan pelatihan tambahan dan kursus evaluasi untuk pasukan dengan platform RCV selama 36 bulan ke depan.

Setelah itu ada kendaraan tempur terkecil, RCV-Light (RCV-L), akan menjadi kendaraan beroda dengan berat kurang dari 10 ton.

Angkatan Darat menentukan panjang maksimum 222 inci, menjadikannya satu kaki lebih pendek dari Ekspedisi Ford. Tak kalah canggihnya RCV-L bisa diangkut dengan helikopter. 

Tank bisa dipersenjatai dengan senjata yang ringan namun kuat seperti peluncur rudal anti-tank Javelin. RCV-L “attritable” 

Ukuran RCV-Medium (RCV-M) akan sedikit lebih panjang dan lebar.

Meskipun memiliki kesamaan dalam dimensi, RCV-M akan memiliki bobot hingga dua kali lipat, untuk mengakomodasi senjata yang lebih berat, armor, dan mekanisme track-laying seperti tank.

RCV-M akan dilengkapi dengan meriam menengah, kemungkinan dalam kisaran 30 hingga 40 milimeter, atau beberapa rudal anti-tank yang dipandu. 

Angkatan Darat akan sedikit lebih khawatir kehilangan RCV-M dalam pertempuran, karena lebih canggih, dan lebih mahal.

Angkatan Darat menjelaskan bahwa Robotic Combat Vehicles (RCV) ada dalam tiga kelas ukuran.

Kelas mematikan atau berat, kelas ringan dan sedang.

RCV akan menembak musuh, mengganggu komunikasi yang tidak bersahabat, meletakkan tabir asap di depan pasukan sahabat, melakukan tugas berbahaya lainnya, menyelamatkan tentara dari keharusan untuk pergi ke jalan yang berbahaya.

Dengan adanya teknologi ini, jika masing masing negara mengadopsinya cara perang menjadi berbeda yaitu teknologi kontra teknologi. 

Kendaraan tempur sebelumnya akan terlihat kuno dan tak diminati lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun