Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Chairil Anwar, "Aku si Binatang Jalang" (3)

3 Agustus 2022   00:13 Diperbarui: 3 Agustus 2022   00:15 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sutan Syahrir dan Chairil..

Selain ibunya, Chairil Anwar sangat mencintai neneknya di Medan. Pada suatu hari neneknya itu tiada. 


Kematian nenek membuat Chairil sedih. Ia menulis puisi pendek untuk neneknya. 

Puisi yang dibuat Chairil Anwar ketika ia berumur 22 tahun. Beberapa lama setelah ia tinggal di Jakarta. 

Chairil mengabadikan perasaan duka tersebut dalam sajaknya berjudul Nisan.

Untuk Nenekanda

Bukan kematian benar menusuk kalbu

Keridlaanmu menerima segala tiba

Tak kutahu setinggi itu atas debu

Dan duka maha tuan bertakhta

Chairil Anwar
Oktober 1942

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun