Sebuah helikopter militer terbang rendah namun tidak melakukan apa  apa. Gas air mata  tidak menghalangi para pengunjuk rasa memanjat gerbang dan membuka pintu gerbang.
Warga  yang simpati membantu pengunjuk rasa dengan melemparkan botol air mineral ke kerumunan.
Para pengunjuk rasa saling mencuci muka, membagikan air, dan bahkan menawarkan botol kepada tentara yang berjaga di tembok.
Keluar dari setiap jendela dan naik ke balkon yang terletak di lantai dua. Di dalam gedung, ruang pertemuan  gambar  pejabat internasional yang pernah berkunjung,  Ratu dan Pangeran Charles dari Inggris, dipenuhi  pengunjuk rasa .
Mereka  bernyanyi, berteriak dan memanjat ke meja dan kursi. Tepat di luar pintu,  tentara bersenjata menyaksikan  ketika orang-orang di sekitar mereka bersantai di sofa dan mengambil swafoto.
Malahan para kelompok-kelompok pengunjuk rasa dibawa masuk tentara secara berkala, Â mengambil gambar swafoto.
Di halaman luar, orang-orang berbaring di rumput dan menginjak-injak petak bunga.
Seseorang mengeluarkan drum dan menggebuknya sesuai ritme,
Â
" Â Kami sekarang membutuhkan pemimpin yang jujur untuk membangun Sri Lanka."
Menurut pengamatan, tak ada peluru tajam yang ditujukan ke pengunjuk rasa. Kini mereka mulai bersahabat atau juga bingung akan masa depan negeri itu.
Unjuk rasa Sri Lanka sekarang mungkin menang, tapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Ini mengingatkan kita pada demo krisis bulan Mei tahun 1998 namun disini tidak ada peluru tajam yang ditembakkan. Peringatan bagi pemerintah yang berkuasa tapi lalai dan kekuatan rakyat tak bisa dihambat.