Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Krisis dan Resesi Mengancam, Eropa Belum Siap...

16 Juli 2022   11:48 Diperbarui: 16 Juli 2022   11:49 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rusia alihkan pasokan yang ditolak Eropa ke Cina meski dengan diskon besar. Melonjak hingga 55% pada bulan Mei 2022.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT/RWA 

Krisis dan Resesi mengancam, Eropa Belum Siap...

Sanksi ke Rusia ibarat menikam diri sendiri. Jadinya makin pelik bagi Barat.

Negara ini atau Eropa harus bersiap untuk menghadapi Rusia dan alat paling kuat Rusia: minyak dan gas bumi yang dipenuhi Rusia selama ini. Eropa bisa jadi belum siap meski banyak yang mengecam Rusia. 

Survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Parlemen Eropa menemukan bahwa hampir 60% warga Uni Eropa  tidak siap menghadapi kenaikan harga pangan dan energi. 

Rusia memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap ekonomi Eropa, karena negara ini adalah pengekspor utama makanan, pupuk, minyak dan gas.

India juga tidak takut ancaman Amerika terus membeli minyak Rusia meskipun ada tekanan.

Uni Eropa telah was was  dengan cadangan gas untuk musim dingin yang berlangsung saat ini.  Gas dimiliki  cuma 62% dari kebutuhan.

Berhentinya pasokan  akan sulit bagi negara-negara Eropa untuk menutupi kekurangan  pemerintah akan terpaksa meminta konsumen untuk mengurangi pemakaian.  

Kelangkaan pasokan mulai berdampak di Eropa karena kelangkaan. 

 Jajak pendapat di 10 negara yang dilakukan oleh Dewan Eropa untuk  menemukan bahwa Uni Eropa mengalami tanggapan yang terbagi  terhadap krisis perang di Ukraina.

 35% responden menginginkan perdamaian dengan Rusia dapat dicapai sesegera mungkin melepaskan diri dari krisis. 

Namun 22 persen  responden survei percaya bahwa mengalahkan Rusia adalah satu-satunya cara terbaik untuk mencapai perdamaian.

Bagi banyak orang Eropa, memotong konsumsi bukanlah suatu pilihan. 

Asosiasi Bankir Makanan Belgia.
Pakar Chatham House Tim Benton memperkirakan krisis di Eropa akan berlangsung "beberapa tahun".

Pengamat Barat memperkirakan bahwa selama perang di Ukraina berlanjut, Eropa mungkin harus mengurangi perjalanan, makan lebih hemat, dan mengenakan lebih banyak pakaian (tebal)  daripada hanya menyalakan sakelar pemanas.

Rusia alihkan pasokan yang ditolak Eropa ke Cina meski dengan diskon besar. Melonjak hingga 55% pada bulan Mei 2022.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT/RWA 
Rusia alihkan pasokan yang ditolak Eropa ke Cina meski dengan diskon besar. Melonjak hingga 55% pada bulan Mei 2022.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT/RWA 

Beberapa minggu yang lalu, perusahaan keuangan AS JP Morgan memperingatkan bahwa,  dunia akan mengalami goncangan bedat.

Harga minyak akan  naik pesat bisa jadi empat kali lipat, menjadi hampir 400 USD/barel. Harga saat ini sekitar 100 USD/barel. 

Guncangan terhadap ekonomi global ini akan lebih buruk  menjerumuskan banyak negara ke dalam resesi.

 Rusia berhenti memasok sebagian besar gas alamnya ke Eropa melalui pipa gas Nord Stream 1 .

Rusia juga telah memotong pengiriman gas ke sejumlah negara Eropa. 

Harga minyak dan gas diatur secara internasional, Rusia memainkan peran dominan. 

 AS memang memiliki banyak pasokan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, tapi tidak bagi  Eropa. 

 Industri Jerman dan Italia akan lumpuh oleh harga energi yang tinggi dan ribuan perusahaan akan bangkrut diikuti pengangguran .

Perang di Ukraina juga membatasi ekspor pangan dan mendorong harga pangan dunia melonjak. 

Jadi pilihannya adalah perdamaian secepat mungkin dengan secara terhormat, baik bagi Rusia ataupun Barat serta Amerika Serikat.

G20 di Bali adalah suatu cara untuk mendengar Rusia dan mencari jalan untuk perdamaian dengan skala win win solution.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun