Apakah pertemuan G20 serius pembahasan pilar tersebut, atau lebih banyak masalah Ukraina dan Rusia kita akan melihat nanti.
Kabar baiknya menurut berita VOA awal Juli lalu, Gedung Putih mengatakan, AS bermaksud untuk berpartisipasi tetapi belum mengkonfirmasi apakah Biden akan hadir secara langsung atau virtual.
Dari Inggris Boris Johnson mendesak para pemimpin Barat untuk tidak memboikot. Begitu juga Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan tuan rumah G-7 Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengindikasikan bahwa mereka akan hadir.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengindikasikan bahwa Jakarta telah meyakinkan para pemimpin Barat bahwa mereka tidak akan duduk di meja yang sama dengan Putin.
“Presiden Widodo mengesampingkannya,” kata Draghi ., dia [Putin] tidak akan datang."
Lucas Myers, seorang analis Asia Tenggara di Wilson Center, mengatakan Jokowi memiliki peluang untuk meningkatkan prestise internasionalnya jika ia melakukan tindakan penyeimbang,” kata Myers kepada VOA.
Joko Widodo mengatakan bahwa Rusia telah setuju untuk membuka jalur laut untuk ekspor gandum Ukraina di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kekurangan pangan global.
Saatnya Mengukir Sejarah sebagai Pemegang Presidensi G20 2022 bagi Indonesia, "Recover Together, Recover Stronger"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H