Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Amankah Menyimpan Obat Bekas Pakai dan Mengobati Diri Sendiri?

27 Mei 2022   06:56 Diperbarui: 27 Mei 2022   07:08 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menyimpan beberapa jenis obat-obat dirumah  yang sebelumnya didapat dari dokter dan sudah terbukti cukup manjur mungkin bisa kita lakukan dalam jangka pendek.

Kecuali obat Antibiotik    yang harus dihabiskan sesuai dosisnya cukup banyak sisa obat bekas pakai yang dimanfaatkan. 

Parasetamol atau nama lain seperti panadol dan sejenisnya untuk mengobati demam, sakit kepala.
Obat antasida untuk asam lambung yang biasa kita pakai. 

Masukkan obat sisa yang sudah terbukti kepada kesehatan kita ke dalam amplop terpisah dan tulis nama serta tanggal kadaluwarsanya.

Sebenarnya tanpa menjadi ahli obat kita bisa tahu akan obat yang akan kita gunakan. Kita bisa melihat gunanya dari "mbah goggle" dimana juga  efek samping obat juga tertulis.  Ingat tanggal kadaluarsanya. 

Menurut saya tidak bijaksana untuk membiasakan makan obat tanpa pengawasan dokter atau ahli kesehatan. 

Tidak baik menyimpan dan mengobati diri sendiri. Obat yang paling penting dirumah hanyalah obat P3K. Obat di 'Kotak P3K' sangat perlu  dalam keadaan darurat

Dalam kasus cedera ringan, sakit gigi, badan terasa demam, infeksi atau masalah kesehatan apa pun, tidak mungkin untuk segera pergi ke dokter.

Hal-hal apa yang penting  di kotak P3K salah satunya:

Verban untuk cedera selama bekerja di rumah adalah hal biasa. Ada kemungkinan infeksi dengan membiarkan luka terbuka. Juga kapas dan obat antiseptik seperti obat merah yang kini namanya Betadin.

Kapas  dan juga plester obat untuk luka luka kecil. Ada juga kassa sudah steril dan terbungkus dengan baik dapat digunakan.

Seringkali, untuk mengurangi sakit kepala, sakit perut atau sakit tubuh, kita minum obat penghilang rasa sakit. Mungkin itu akan membantu kita untuk jangka pendek. Namun menurut saya jangan dibiasakan meminum obat penghilang rasa sakit. 

Penggunaan obat penghilang rasa sakit dalam jangka panjang dapat menimbulkan resiko (efek negatif ) pada ginjal dan hati. 

Hindari minum obat penghilang rasa sakit saat perut sedang kosong . Mengkonsumsi obat pereda nyeri saat perut kosong dapat meningkatkan asam lambung dan keasaman dalam tubuh.

Jangan pula minum obat dengan cara  menghancurkan. Banyak kali orang merasa sulit untuk menelan seluruh tablet, terutama anak-anak.
Memecahkan atau menghancurkan obat-obatan,  kata  ahli kesehatan dapat menyebabkan overdosis. 

Jadi  jika  harus mengambil satu tablet utuh, maka telan saja secara utuh. 

Satu-satunya obat bebas yang diperlukan dan dapat dimakan adalah Vitamin untuk  meningkatkan daya melawan penyakit. Namun menurut saya tidak juga dapat dimakan berlebih lebihan. 

Jadi berhati-hatilah untuk mengobati diri sendiri. Selalu minta nasihat dokter dan tenaga kesehatan atau ahli obat. Catatan ini tentunya hanya berlaku untuk obat kimia dan bukan obat herbal atau non kimia. 

 Semoga tulisan kecil ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun