Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Krisis Ekonomi Bengladesh, Akan Menyusul Sri Lanka?

21 Mei 2022   09:50 Diperbarui: 21 Mei 2022   10:01 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bengladesh  kini mulai menarik perhatian Internasional.  Negara yang bertetangga  dengan India ini bisa jadi seperti Sri Lanka berikutnya . Negara yang berpenduduk 156 juta ini terancam krisis ekonomi.

Utang yang meningkat dan banyaknya tagihan impor.

Harga barang barang kebutuhan meningkat naik. Sedangkan cadangan devisa turun drastis dalam angka yang merisaukan.

Catatannya, dalam 5 bulan pertama saja tahun anggaran import. Bengladesh meningkat sebanyak 43 persen dibandingkan dengan bulan pertama tahun bersangkutan.

Bangladesh harus membayar $61,52 miliar untuk  barang-barang impornya. Sementara  Ekspor hanya tumbuh  32,9 persen saja.

Mengharapkan dana dari penduduk yang merantau  tinggal di luar negeri angkanya menurun sebesar 20 persen. Ini adalah sebuah tanda tanda kemungkinan   krisis terjadi. Jika   defisit perdagangan yang lebih lanjut kehidupan makin sulit.

Memang belum ada tanda tanda keributan dan ketidak puasaan di jalan seperti Sri Lanka.  Tapi kemungkinan itu sudah mulai terlihat.

Muinul Islam, mantan profesor ekonomi di Universitas Chittagong, khawatir dengan defisit perdagangan  sebesar $35 miliar.

 Tahun ini Bangladesh  menghadapi defisit sekitar $10 miliar dan cadangan devisa  menurun dari $48 miliar menjadi $42 miliar saja dalam delapan bulan terakhir .

Penurunan juga akan terjadi  $4 miliar lagi tahun fiskal ini.

 Dia menuduh,  Bangladesh telah mengambil pinjaman luar negeri besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir untuk proyek proyek tidak penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun