Apa yang terjadi di sebuah Kepulauan seperti Solomon ini adalah buah dari "pengabaian" Amerika dan sekutunya.
Solomon merasa ditinggalkan dan kini mereka mengadakan alliansi militer dengan Cina.
Seperti kebakaran jenggot Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru mengecam kejadian tersebut dan berusaha mencegahnya.
Kepulauan Solomon juga bereaksi dengan mengatakan.
"Amerika Serikat telah lama melupakan kita, dan sekarang memaksa untuk meninggalkan perjanjian Cina-Solomon," kata seorang diplomat Solomon dan surat kabar The Star Solomon.
Amerika Serikat telah menutup kedutaannya selama lebih dari 30 tahun di Solomon dan tidak pernah lagi berkunjung .
Tapi sekarang mereka datang dan berusaha menekan perdana menteri untuk meninggalkan perjanjian dengan Cina.
"Itu adalah kepentingan terbaik kami untuk pengembangan dan pemulihan kepercayaan perusahaan dan investor lokal," kata PM Solomon Sogavare pula.
Kunjungan Amerika dan sekutunya tidak mempengaruhi kerja sama antara Tiongkok dan Kepulauan Solomon, lanjutnya lagi.
Pada saat ini kepulauan Solomon telah menjadi "mata badai" di Pasifik karena perjanjian keamanannya dengan Cina yang telah dibuat tanggal 30 Maret lalu.