Suara suara pro dan kontra segera saja bergema, kerugian besar bagi Indonesia. Indonesia akan mengulangi kesalahan yang sama seoerti juga penyetopan eksport batubara
Kerugian Indonesia sekian trilyun rupiah dan petani kecil (sawit) yang dirugikan. Para  pesaing (Malaysia) yang menerimanya dengan "happy"
Akibat keputusan Jokowi.
Harga minyak goreng di pasaran internasional melambung. Newsjani.com India mencatat 'kejadian' di Bombay akibat larangan Jokowi.
Larangan total ekspor minyak sawit datang sekitar pukul 4 sore kemaren waktu India. Harga minyak goreng di Mumbai meningkat sebesar 3,4% yaitu  sebesar Rs 50 menjadi Rs 1520 per 10 kg.
India adalah importir minyak sawit, kedelai, dan bunga matahari terbesar. Pengumuman itu akan merugikan konsumen di pembeli utama India dan juga secara global, kata Atul Chaturvedi, presiden badan perdagangan "Solvent Extractors Association of India (SEA) " mengkritik Indonesia, inquirer. net. menulis Â
Menteri Keuangan Sti Mulyani di New York mengatakan,
"Larangan ekspor minyak sawit baru Indonesia akan merugikan negara lain tetapi perlu untuk mencoba menurunkan harga minyak goreng domestik yang melonjak akibat perang Rusia di Ukraina," menteri keuangan mengatakan kepada Reuters kemarin di New York.
Sri Mulyani mengakui,  itu adalah " langkah paling keras" yang  diambil setelah  gagal menstabilkan harga domestik."
Cina dan India termasuk di antara importir besar minyak sawit dari Indonesia. Indonesia menyumbang lebih dari setengah pasokan dunia.
Pada pertemuan  di Washington, para pembuat kebijakan sebelumnya telah menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya prospek kekurangan pangan akibat perang di Ukraina.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan berulang kali bahwa negara-negara harus menghindari penimbunan stok makanan, kontrol ekspor dan hambatan perdagangan lainnya untuk makanan.
Namun Sri Mulyani, mantan direktur pelaksana Bank Dunia, mengatakan bahwa pemimpin politik dan pembuat kebijakan, masalah ketahanan pangan perlu mendefinisikan terlebih dahulu di tingkat negara, baru kemudian secara regional dan global.