Arab Saudi Mendukung Pakistan yang sebelumnya sedikit Retak.
Itu terjadi hari Sabtu lalu ketika Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memberi selamat kepada Perdana Menteri Pakistan yang baru, Shahbaz Sharif.
Saudi menegaskan dukungan Riyadh untuk Islamabad ,
menurut Saudi Press Agency resmi, "SPA". Disebut sebut sebagai panggilan telepon tingkat tinggi pertama dari Arab Saudi dengan Perdana Menteri Pakistan. Raja Arab Saudi menekankan kepemimpinan kerajaan untuk mendukung Pakistan di segala bidang.
Syahbaz Sharif dengan segera menerima ucapan selamat tersebut dan memuji
hubungan bilateral di berbagai bidang dengan Arab Saudi
Emir Qatar juga mengucapkan selamat kepada Shahbaz Sharif atas pengangkatan perdana menteri Pakistan. Begitu juga Turki.
Syahbaz Sharif bahkan memuji dukungan Turki untuk menyelesaikan proyek transportasi umum. Ketidak senangan Arab Saudi kepada PM sebelumnya Imran Khan, Perdana Menteri Pakistan sebelumnya, ketika menghadiri KTT Mahathir yang dituduh mencoba untuk merusak Organisasi Kerjasama Islam.
Pertemuan negara-negara Muslim yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir akhir tahun 2019 telah merusak hubungan baik Malaysia dengan Arab Saudi. Riyadh mengutuk KTT itu sebagai memecah belah negara-negara Muslim .
Presiden Indonesia Joko Widodo juga menolak hadir meskipun ada undangan pribadi dari Mahathir, melalui menteri luar negerinya.
Arab Saudi atau Raja Salman merasa dilangkahi dan "merasa bahwa hal-hal seperti ini tidak boleh hanya dibahas oleh dua atau tiga negara dan harus di pertemuan OKI."
OKI yang didirikan pada 1969, memiliki 57 negara anggota dan populasi gabungan lebih dari 1,8 miliar. Mahathir membantah KTT itu menciptakan perpecahan di dalam OKI. Forum itu "terlalu kecil untuk melakukan itu," katanya. "Memang ada yang salah paham dengan maksud kami. Sengaja atau tidak, ada yang merasa diremehkan dan ada juga yang curiga," kata Mahathir yang ketika itu menjabat PM Malaysia.
“Kami di sini bukan untuk menggantikan platform Muslim lainnya; kami juga tidak bermaksud untuk menciptakan kategori atau kelas yang berbeda dari negara-negara Muslim, atau untuk melemahkan yang lain,” katanya di akhir KTT.
Oh Ei Sun, seorang rekan senior di Institut Urusan Internasional Singapura, mengatakan setelah itu kepada Nikkei Asian Review bahwa Arab Saudi mungkin menerapkan sanksi diplomatik yang ringan terhadap Malaysia sebagai pembalasan karena mengadakan KTT.
Langkah-langkah itu mungkin termasuk pengurangan atau pembekuan jumlah orang Malaysia yang diizinkan untuk berpartisipasi dalam haji, ziarah Muslim tahunan ke Mekah.
Raja Salman adalah penjaga dua masjid suci di Arab Saudi dan memberikan izin haji kepada umat Islam di seluruh dunia berdasarkan kuota nasional.
Hubungan Malaysia dengan Arab Saudi tidak akan pernah terlalu buruk, karena Malaysia tetap menghormati dan melihat Arab Saudi sebagai pembela agama Islam.
Malaysia juga telah menjadi tuan rumah Pusat Perdamaian Internasional Raja Salman sejak 2017.
Tidak jelas arah politik Arab Saudi selanjutnya, apakah juga akan mendukung Pakistan yang akhir akhir ini tegang dengan Afghanistan mempersoalkan garis Durand.
Ketegangan kedua negara meningkat ketika Pakistan melakukan penyerangan ke Afghanistan 16 April lalu dimana menurut Negara tersebut 41 orang Afghanistan terbunuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H