Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arab Saudi akan Dukung Pakistan, Pulih Hubungan

20 April 2022   10:59 Diperbarui: 19 Juli 2022   12:23 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imran Khan dan Mahathir di KTT bentukan Mahathir akhir Desember 2019 di Kuala Lumpur . Foto: developing8.org.

Ucapan Selamat, Arab Saudi Mendukung Pakistan yang sebelumnya sedikit Retak.
Itu terjadi hari Sabtu lalu ketika Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memberi selamat kepada Perdana Menteri Pakistan yang baru, Shahbaz Sharif.

Saudi  menegaskan dukungan Riyadh untuk Islamabad  ,
menurut Saudi Press Agency resmi, "SPA". Disebut sebut sebagai panggilan telepon tingkat tinggi pertama dari Arab Saudi dengan Perdana Menteri Pakistan. Raja Arab Saudi  menekankan  kepemimpinan kerajaan untuk mendukung Pakistan di segala bidang.

Syahbaz Sharif dengan segera menerima ucapan selamat tersebut dan memuji
hubungan bilateral di berbagai bidang dengan Arab Saudi

Emir Qatar juga mengucapkan selamat kepada Shahbaz Sharif atas pengangkatan perdana menteri Pakistan. Begitu juga Turki.

Syahbaz  Sharif bahkan memuji dukungan Turki untuk menyelesaikan proyek transportasi umum. Ketidak senangan Arab Saudi kepada PM sebelumnya  Imran Khan, Perdana Menteri Pakistan sebelumnya,  ketika menghadiri KTT Mahathir yang dituduh  mencoba untuk merusak Organisasi Kerjasama Islam.

Pertemuan negara-negara Muslim yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir akhir tahun 2019  telah merusak hubungan baik Malaysia dengan Arab Saudi. Riyadh  mengutuk KTT itu sebagai memecah belah  negara-negara Muslim .

Presiden Indonesia Joko Widodo juga menolak hadir meskipun ada undangan pribadi dari Mahathir, melalui menteri luar negerinya.

Arab Saudi atau Raja Salman merasa dilangkahi dan "merasa bahwa hal-hal seperti ini tidak boleh hanya dibahas oleh dua atau tiga negara dan harus di pertemuan OKI."

OKI yang didirikan pada 1969, memiliki 57 negara anggota dan populasi gabungan lebih dari 1,8 miliar. Mahathir membantah KTT itu menciptakan perpecahan di dalam OKI. Forum itu "terlalu kecil untuk melakukan itu," katanya. "Memang ada yang salah paham dengan maksud kami. Sengaja atau tidak, ada yang merasa diremehkan dan ada juga yang curiga," kata Mahathir yang ketika itu menjabat PM Malaysia.

“Kami di sini bukan untuk menggantikan platform Muslim lainnya; kami juga tidak bermaksud untuk menciptakan kategori atau kelas yang berbeda dari negara-negara Muslim, atau untuk melemahkan yang lain,” katanya di akhir KTT.

Oh Ei Sun, seorang rekan senior di Institut Urusan Internasional Singapura, mengatakan setelah itu kepada Nikkei Asian Review bahwa Arab Saudi mungkin menerapkan sanksi diplomatik yang ringan terhadap Malaysia sebagai pembalasan karena mengadakan KTT.

Langkah-langkah itu mungkin termasuk pengurangan atau pembekuan jumlah orang Malaysia yang diizinkan untuk berpartisipasi dalam haji, ziarah Muslim tahunan ke Mekah.

Raja Salman adalah penjaga dua masjid suci di Arab Saudi dan memberikan izin haji kepada umat Islam di seluruh dunia berdasarkan kuota nasional.

Hubungan Malaysia dengan Arab Saudi tidak akan pernah terlalu buruk, karena Malaysia tetap  menghormati dan melihat Arab Saudi sebagai pembela agama Islam.

Malaysia juga telah menjadi tuan rumah Pusat Perdamaian Internasional Raja Salman sejak 2017.

Tidak jelas arah politik Arab Saudi selanjutnya, apakah juga akan mendukung Pakistan yang akhir akhir ini tegang dengan Afghanistan mempersoalkan garis Durand.

Ketegangan kedua negara meningkat ketika Pakistan melakukan  penyerangan ke Afghanistan 16 April lalu dimana menurut Negara tersebut 41 orang Afghanistan terbunuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun