Tuduhan bahwa oligarki Roman Abramovich, yang menengahi pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, dan dua orang Ukraina diracun di pertemuan Damai Rusia menyebabkan kebingungan bagi orang awam.
Sedikit yang diungkapkan dari berita itu, surat kabar American Wall Street Journal (WSJ) memberitakan bahwa negosiator Ukraina itu mulai menunjukkan tanda-tanda keracunan setelah pembicaraan damai .
Abramovic  diklaim kehilangan penglihatannya selama beberapa jam dan kemudian mengalami kesulitan makan.
Dia dan dua orang lainnya tersebut hanya mengonsumsi cokelat dan air putih sebelum gejalanya muncul.
Apakah ada sabotase pembicaraan damai dan apa maksudnya? Mungkinkah Di pertemuan resmi seperti itu tidak bisa terungkap siapa yang bersalah. Itu menjadi teka teki bagi orang awam karena  tidak diketahui kelanjutannya.
Christo Grozev, anggota Bellingcat, kelompok jurnalisme investigasi yang menyelidiki keracunan, mengatakan , "Tujuannya bukan untuk membunuh, itu hanya peringatan," ujarnya.
Abramovich buta sementara setelah makan cokelat dan air minum selama negosiasi awal bulan ini.
Ikut juga  anggota parlemen Ukraina Rustem Umerov,  dan diplomat lain yang tidak disebutkan namanya.
Kini pejabat Ukraina diperingatkan untuk tidak makan, minum, atau bahkan menyentuh apa pun selama negosiasi .
Sumber lain mengatakan, ada dugaan  peringatan bagi miliarder dan lainnya untuk tidak mengkhianati Kremlin.
Abramovich, Â ' dirawat di sebuah rumah sakit di Turki, kata seorang sumber kepada The Guardian. Â Sumber mengatakan kepada kantor berita PA, Abramovich kini telah pulih dan terus mencoba membantu negosiasi.
WSJ melaporkan bahwa dugaan serangan itu didalangi oleh kelompok garis keras di Rusia yang ingin menyabotase pembicaraan.