Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Saingan Marie Le Peen, Bisakah Macron Terpilih Presiden Kembali?

16 April 2022   01:10 Diperbarui: 16 April 2022   01:33 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilpres Perancis 2022: Macron Hadapi Le Pen di Putaran Kedua 24 April 2022 Foto : AFP/LIONEL BONAVENTURE via Kompas.com. 


Putaran pertama "pemilihan presiden" Minggu ini, jajak pendapat  menunjukkan bahwa Prancis lebih cenderung berpikir Emmanuel Macron akan memenangkan pemilihan.

Pada hari Minggu tanggal 10 April lalu, ketika sebagian besar Perancis dibayangi oleh perang di Ukraina, negara ini melakukan pemungutan suara secara langsung diantara 12 kandidat presiden.

Untuk putaran pertama pemilihan presiden, memilih dua kandidat yang akan bersaing di putaran kedua yang ditetapkan pada tanggal 24 April nanti.

Minggu, 10 April, ada dua belas pesaing (kandidat) untuk Presiden Perancis dan dua akan terus ke putaran kedua.

Hasilnya adalah Emanuel Macron terpilih dan saingannya Calon presiden Prancis Miss Marie Le Pen juga terpilih setelah kalah di Pilpres  2017 dari Macron.

Marie Lepen,  mengatakan bahwa dia secara luas mendukung sanksi terhadap Rusia, kecuali jika menyangkut pasokan minyak dan gas.

Tapi saingan Emanuel Macron ini telah menghadapi bamyak kritik karena diduga terlalu dekat dengan Rusia di tengah tengah perang Ukraina.

Dalam wawancara dengan France Inter Radio, dia berkata: "Saya tidak ingin orang Prancis menderita akibat sanksi" pada (akibat) minyak dan gas," ujarnya.

Prancis, seperti banyak negara Eropa lainnya, mengimpor banyak gas alamnya melalui pipa dari Rusia.

Marie Le Pen juga telah dikritik oleh para pesaingnya atas dukungannya di masa lalu untuk Rusia dan Vladimir Putin.

Dia pernah muncul untuk mendukung pencaplokan Rusia di semenanjung Krimea Ukraina, dan dan menyerukan sanksi internasional atas masalah tersebut untuk dibatalkan .

Dengan popularitas Macron
dan kelemahan kandidat sayap kanan Marie Le Pen tampaknya pilpres akan dimenangkan kembali oleh Macron.

Macron yang sibuk  di tengah perang antara Rusia dan Ukraina untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina, keteteran dalam kampanye.

Ia  baru dapat memulai kampanye pemilihannya dua minggu lalu dan itu mungkin sangat merugikan Macron.

Masa jabatan Presiden Prancis sama dengan Indonesia yaitu selama 5 tahun.

Pemilihan presiden  tahap pertama 10 April dan tahap kedua pada 24 April 2022 ini.

Jika seorang calon memperoleh lebih dari 50% suara pada tahap pertama, ia langsung dinyatakan sebagai pemenang dan pemilihan tahap kedua tidak akan diadakan.
Namun dengan dua belas kandidat,  tidak mungkin ada salah satu kandidat yang mencapai 50 persen suara.

Hasil pilpres hari Minggu tersebut, Macron memperoleh 27.8 persen, sementara Marie Le Pen 23.1 persen. Dibayangi nomor tiga yaitu Jean Luc Melle 22 persen.

Menurut undang-undang Prancis, jika seorang pemimpin ingin menjadi calon presiden, dia harus mendapatkan  
500 tanda tangan  dari pejabat lokal yang mendukungnya.

Mahkamah Agung Prancis kemudian memverifikasi keaslian tanda tangan ini dan memberikan persetujuan akhir untuk pencalonan.

Isu pemilihan Prancis kali ini adalah inflasi dan pendapatan. Perang Ukraina menjadi titik lemah, inflasi dan tidak dibayarnya upah serta kenaikan harga minyak dan gas. 

Dalam hal ini Macron, meski ada kelemahan, namun  Macron diperkirakan unggul karena dia disebut sebut sebagai seorang bankir investasi.

Banyak yang memuji paket bantuan besar-besaran Corona yang diberikan Macron.

Tepatnya dalam Pemilihan dan jajak pendapat, Macron masih berada di depan Le Pen.

Jika Le Pen terpilih banyak kekhawatirkan banyak orang yaitu program sosial mereka akan mendorong investor internasional keluar dari Prancis.

Jika investor pergi karena Le Pen, akan ada pengangguran yang parah di Prancis.

Dikenal karena citra fanatiknya, Le Pen kali ini meninggalkan jalur tradisionalnya dengan tidak menekankan ketakutan terhadap para imigran Muslim. 

 Tapi Pemilihan Prancis juga bisa   membawa hasil yang tidak terduga.
Macron bisa saja  keberuntungannya berubah dan Marie Le Peen yang menang.

Prakiraan menunjukkan bahwa seperempat pemilih masih tidak yakin siapa yang harus mereka pilih pada hari Minggu, dan sebagian besar mungkin melewatkan pemungutan suara, sebuah rekor tersendiri.

Apakah Macron bisa terpilih kembali menjadi presiden Perancis , itu akan ditentukan pada hari Minggu tanggal 24 April nanti.

Diatas kertas, kita berpendapat Macron akan terpilih kembali menjadi Presiden Perancis untuk kedua kalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun