Metaverse Menurut Survey, Kenal Saja Lebih Awal

Mungkin kita,  anda atau siapapun (saya)  masih bingung apa itu Metaverse. Jadi tidak perlu malu, karena memang baru bin aneh. Lihat saja survei yang ditujukan kepada masyarakat melek teknologi seperti Amerika Serikat.Nenurur survei, 1 dari 3 orang belum pernah mendengar tentang Metaverse. NewsGram Desk 20 Februari 2022 memaparkan hasil survei.

Laporan terbaru, ketika dunia teknologi menertawakan Metaverse, lebih dari sepertiga konsumen bahkan belum pernah mendengar kata kunci tersebut.

Sebuah survei Gartner menemukan bahwa 58 persen responden mendengar tetapi tidak tahu apa artinya. Ada yang mengira  sudah memahami metaverse, tetapi masih harus berjuang untuk menjelaskannya kepada orang lain.

Hanya 6 persen orang yang mengidentifikasi pemahaman mereka tentang metaverse sebagai cukup intuitif untuk menjelaskannya kepada orang lain.

 "Ini adalah tanda yang membantu untuk mengurangi ekspektasi jangka pendek dari metaverse dan dampak potensialnya pada kehidupan sehari-hari konsumen," kata Kyle Rees, Direktur Senior Analis.

 “Akan menarik untuk melihat apa yang dilakukan perusahaan meta-aware ( metaverse) di sekitar kita.
Angka ini mengemuka dalam survei yang dilakukan oleh Gartner. (Wikimedia Commons)

Dari mereka yang tahu sedikit tentang Metaverse, 60 persen tidak memiliki pendapat tentang itu, dan hanya 18 persen yang benar-benar bersemangat tentang Metaverse.

Sementara itu, 21 persen mengatakan mereka khawatir dengan efek metaverse. Rees berkata, "Bahkan konsep metaverse-berdekatan seperti AI dan augmented reality (AR)

Meta (sebelumnya Facebook) mempopulerkan Buzzword, dengan rencana menginvestasikan $10 miliar untuk membangun teknologi AR/VR di sekitar Metaverse. Bahkan menyebut karyawannya 'metamates'.

Pada akhir tahun lalu, Blockchain Center of Catalonia mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan Carvers yaitu sebuah metaverse Catalan.

(Lihat video ini untuk mencoba sedikit hanyut di dunia virtual )

Sumber, You Tube. 

RACA adalah organisasi otonom terdesentralisasi atau DAO, yang telah bermitra dengan universitas global terkemuka untuk menciptakan metaverse bagi siswa untuk belajar dan bermain.

 Ekosistem blockchainnya, didukung  token asli RACA,  non-fungible, atau NFT, pasar dan permainan play-to-earn, atau P2E, yang disebut Metamon. Pada saat publikasi, RACA menduduki peringkat di antara 20 token metaverse teratas di Coin MarketCap dengan kapitalisasi pasar $327 juta.

RACA adalah token berdasarkan rantai BNB, sebelumnya dikenal sebagai Binance Smart Chain, yang terikat dengan Ether (ETH) dan OEC. Ini adalah token tata kelola USM Metaverse.

Wolfgang Morten, kepala hubungan investor RACA, menggambarkan USM Metaverse yang berusia tiga bulan sebagai planet 3D di mana pengguna dapat memiliki tanah, membangun rumah, bermain mini game, dan bersosialisasi.

 RACA bermitra dengan lebih dari selusin masyarakat blockchain akademik dari beberapa universitas paling bergengsi di dunia, termasuk University of Cambridge dan Princeton University.

Menurut Fuming, Kepala Pengembangan Bisnis di RACA, perusahaan menyediakan lahan gratis kepada Masyarakat Blockchain dan pengembang untuk membangun semacam kampus virtual di atasnya bagi siswa untuk menghadiri kuliah, perayaan, atau pergi berlibur virtual.

 Idenya adalah bahwa tanah tersebut akan membawa manfaat arus kas masa depan yang dapat digunakan untuk mendanai pendidikan blockchain di universitas-universitas tersebut.

Cointelegraph Brasil baru-baru ini melaporkan pembelian token RACA sebagai cryptocurrency setelah analis di Investor Observer menyarankan kemungkinan pergerakan bullish karena harga token turun menjadi $0,0016.

Selain itu, Radio Kaka Maye Musk, ibu Elon Musk, seri NFT dan CodaRobot adalah manajer eksklusif kolaborasi mereka dengan Dog.

Memang tidak mudah untuk mengenal Metaverse lebih dalam. Tapi secara pelan pelan kita mencoba akrab dengan ilmu ini.

Karena AR dan VR  akan menjadi bagian yang sangat penting dari kehidupan kita dalam waktu dekat.

Nilai yang mereka tawarkan sangat menakjubkan, menciptakan realitas alternatif, memiliki pengalaman imersif yang benar-benar baru di ruang virtual yang berbeda.

Metaverse memperdagangkan hal-hal yang sebenarnya tidak ada dalam kehidupan nyata seolah-olah kita berada dalam film fiksi ilmiah atau video yang sangat realistis.

Penawaran AR dan VR ini tidak akan terbatas hanya untuk bermain game, berkomunikasi, atau berbelanja saja, tapi lebih banyak lagi.
 

Artikel Terkait: Metaverse, Memilih (Mata Kuliah) agar Tidak Ketinggalan