"Demilitarisasi sedang berjalan lancar, dan potensi militer serta infrastruktur sebagian besar telah dihancurkan selama operasi khusus," katanya di saluran TV Belarusia 1.
Sebelumnya pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sejak dimulainya operasi khusus di Ukrsina, Rusia telah menghancurkan 125 pesawat dan 88 helikopter, 381 kendaraan udara tak berawak, 1.888 tank dan kendaraan tempur lapis baja Ukraina.
Senjata  lainnya ratusan peluncur roket ganda, 793 meriam dan mortir artileri lapangan, serta 1771 unit kendaraan.
Operasi khusus Rusia di Ukraina bisa menjadi awal dari "pemakaman" hegemoni AS dan akhir dari dominasi dolar di dunia, menurut surat kabar China Global Times.
Rusia juga klaim bahwa Washington berencana untuk menggunakan situasi  untuk tujuan mendapatkan manfaat maksimal dari dunia.
Rusia menyatakan  keputusan menjatuhkan sanksi mereka terhadap Rusia tidak didukung banyak negara anggota PBB .
“Netralitas sebagian besar negara dan kawasan tidak diragukan lagi memberikan pukulan bagi Amerika Serikat dan negara-negara Barat, yang terbiasa memutuskan posisi geopolitik apa yang harus diambil negara lain.
Era ketika Amerika Serikat dapat mendikte bagaimana melakukan urusan global telah tiba. Berbagai mekanisme institusional yang didominasi oleh negara-negara, termasuk hegemoni dolar, mau tidak mau akan merosot, demikian yang dikutip oleh People's News .
Pada pagi hari Kamis, 24 Februari, Rusia, atas perintah Presiden Vladimir Putin, meluncurkan operasi khusus .
Kepemimpinan republik rakyat Donbass meminta bantuan Federasi Rusia dalam konteks eskalasi konflik dari Angkatan Bersenjata Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia menekankan bahwa serangan itu hanya dilakukan terhadap fasilitas militer Ukraina, tidak ada yang mengancam penduduk sipil.