Kesalahan bisa terjadi di semua organisasi militer . Kesalahan kecil menjadi besar dan kesalahan besar dianggap kecil menjadi besar.
Seorang prajurit militer yang tidak bijak bisa membuat perang besar aliansi NATO dengan Rusia terjadi.
Satu tembakan atau bom rudal salah sasaran bisa menjadi pemicu adanya perang.
Melintasi perbatasan yang tenang tetapi tegang, atau perwira muda yang salah paham memulai kontak tembak.
Ketika aktivitas militer Rusia bergerak mendekati perbatasan Ukraina dengan NATO, potensi konfrontasi langsung antara Rusia dan aliansi bisa meningkat
Kita memuji keberanian tiga Perdana Menteri Eropa yang mengunjungi Kyiv dengan kereta api ditengah tengah ancaman rudal Rusia.
Pada tanggal 15 Maret, perdana menteri Polandia, Slovenia dan Republik Ceko mempertaruhkan keselamatan dirinya dalam perjalanan kereta api ke Ukraina untuk bertemu dengan presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky di Kyiv.
Mereka yang berani itu adalah Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala, dan Perdana Menteri Slovenia Janes Janza.
Bagaimana kalau mereka terbunuh secara tidak sengaja dalam pertempuran Ukraina? Mau tak mau perang besar tentu terjadi.
Tidak mungkin rakyatnya membiarkan pemimpin mereka tewas sia sia tanpa melakukan pembalasan.
Petroshenko, mantan Presiden Ukraina menghimbau agar Presiden Macron juga mengunjungi Ukraina.
Mungkin sedikit ledekan karena Macron sudah seringkali mengunjungi Rusia tempat Putin yang aman
Ditempat Putin membuat komando Invasi ke Ukraina. Terakhir dia menyebut Putin juga harus dihormati sambil mengatakan kunjungan tanpa hasil membujuk Putin.
Presiden Macron tidak punya nyali ke Ukraina. Apalagi sekarang ada ancaman rudal Hipersonik dan rudal nuklir taktis Rusia membayangi Ukraina.
Kenapa Ukrsina ingin menjadi anggota NATO?
Keanggotaan NATO memungkinkan suatu negara untuk meminta Pasal 5 dari Perjanjian Atlantik Utara untuk dukungan dari anggota aliansi lainnya Apabila negaranya diserang pihak lain.
Sekarang Ukraina tidak bisa, karena baru calon anggota.
Tetapi Pasal 5 itu sebenarnya tidak menjamin bahwa semua negara NATO lainnya akan mengirimkan angkatan bersenjata untuk mengusir serangan.
Tindakan militer merupakan pilihan yang dapat dimasukkan sebagai bagian dari prinsip aliansi "pertahanan kolektif".
Pada tanggal 25 Februari, satu hari setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina, para kepala pemerintahan NATO bertemu di Brussel.
Mereka mengeluarkan pernyataan menyesalkan invasi dan menjanjikan bantuan untuk Ukraina.
Aliansi berjanji untuk "terus mengambil semua tindakan dan keputusan yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan pertahanan semua sekutu".
NATO mengerahkan aset darat dan laut di seluruh wilayah timurnya dan “mengaktifkan rencana pertahanan NATO untuk mempersiapkan diri dalam menanggapi berbagai kemungkinan dan mengamankan wilayah aliansi”
Beberapa negara NATO yang jauh dari zona konflik mungkin enggan mengirim pasukan tempur kalau terjadi perang.
Apakah para pemimpin politik NATO akan bersedia melakukan serangan di tanah Rusia?
Intensifikasi konflik yang signifikan akan membawa risiko tambahan yang mungkin ditanggapi Rusia dengan melakukan serangan senjata nuklir atau kimia.
Pencegahan – baik konvensional atau nuklir – membutuhkan perhitungan rasional oleh kedua belah pihak.
Putin berbeda dengan para pemimpin barat yang merupakan bagian dari alasan mengapa krisis dan konflik ini terjadi sejak awal.
Sejauh ini, Putin belum tergoyahkan oleh NATO. Sebaliknya ia telah mengancam aliansi dengan "konsekuensi yang belum pernah kita lihat dalam sejarah"...Nuklir.
Sementara itu, setiap konsesi yang dimenangkan Rusia dalam pembicaraan damai kemungkinan akan mengarah pada lebih banyak tuntutan. Hal ini terutama mengkhawatirkan anggota NATO di Eropa timur .
Yang tidak jelas adalah apakah anggota NATO yang lebih jauh melihat ancaman itu dengan cara yang sama. Kesatuan tindakan sangat penting bagi NATO – tidak hanya sekarang tetapi dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.
Semoga tulisan kecil ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H