Sinylemen dari Yiva Johansson ini mungkin patut didengar. Nasib derita anak anak korban perang Ukraina.
Kita masih ingat, mungkin pernah khawatir. Ketika tsunami melanda Aceh, ratusan anak-anak kehilangan orang tua.
Di Ukraina juga demikian,
Ylva Johansson mengatakan pada konferensi pers di Estonia bahwa sekitar setengah dari 3,3 juta orang Ukraina yang telah melarikan diri ke negara-negara Uni Eropa sejak dimulainya perang adalah anak-anak. Angka yang sangat besar tentunya.
Menurut Ylva Johansson,
Ukraina memiliki sejumlah besar anak yatim dan anak-anak yang lahir melalui ibu pengganti yang tidak dijemput oleh orang tua mereka.
Itu meningkatkan risiko bahwa mereka dapat diculik atau menjadi korban adopsi paksa, katanya.
“Ada risiko besar anak-anak yang rentan diperdagangkan,” katanya.
Sejauh ini sangat sedikit anak-anak tanpa pendamping yang dilaporkan di perbatasan UE, katanya, dan ada beberapa laporan tentang perdagangan manusia.
Komisioner migrasi Uni Eropa juga telah memperingatkan bahwa anak-anak Ukraina dalam bahaya.
Kepala Badan pengungsi PBB, UNHCR, pada hari Minggu 20/03/22 mengatakan, sepuluh juta orang – telah meninggalkan rumah mereka di Ukraina karena perang .
Sedikitnya 902 warga sipil tewas dan 1.459 terluka di Ukraina pada Sabtu tengah malam waktu setempat, kata kantor hak asasi manusia PBB.
Umumnya ke Polandia – 2.114.000 sejak perang dimulai – kata penjaga perbatasan Polandia pada hari Senin.