Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengungsi Ukraina dan Adopsi Illegal

22 Maret 2022   00:10 Diperbarui: 22 Maret 2022   00:45 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinylemen dari Yiva Johansson ini mungkin patut didengar. Nasib derita anak anak korban perang Ukraina.

Kita masih ingat,  mungkin pernah khawatir. Ketika tsunami melanda Aceh, ratusan anak-anak kehilangan orang tua.

Di Ukraina juga demikian,
Ylva Johansson mengatakan pada konferensi pers di Estonia bahwa sekitar setengah dari 3,3 juta orang Ukraina yang telah melarikan diri ke negara-negara Uni Eropa sejak dimulainya perang adalah anak-anak. Angka yang sangat besar tentunya. 

Menurut Ylva Johansson,
Ukraina memiliki sejumlah besar anak yatim dan anak-anak yang lahir melalui ibu pengganti yang tidak dijemput oleh orang tua mereka. 

Itu meningkatkan risiko bahwa mereka dapat diculik atau menjadi korban adopsi paksa, katanya.
“Ada risiko besar anak-anak yang rentan diperdagangkan,” katanya.
Sejauh ini sangat sedikit anak-anak tanpa pendamping yang dilaporkan di perbatasan UE, katanya, dan ada beberapa laporan tentang perdagangan manusia.

Komisioner migrasi Uni Eropa juga telah memperingatkan bahwa anak-anak Ukraina dalam bahaya.

Kepala Badan pengungsi PBB, UNHCR, pada hari Minggu 20/03/22 mengatakan, sepuluh juta orang –  telah meninggalkan rumah mereka di Ukraina karena perang .

Sedikitnya 902 warga sipil tewas dan 1.459 terluka di Ukraina pada Sabtu tengah malam waktu setempat, kata kantor hak asasi manusia PBB. 

Umumnya ke Polandia – 2.114.000 sejak perang dimulai – kata penjaga perbatasan Polandia pada hari Senin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun