Perang di Ukraina makin memanas, setelah Amerika mengatakan Putin Penjahat Perang.
Kini Joe Bidden mulai Marah dan tidak lagi berbasa basi.
Sejauh ini tidak ada pejabat AS yang secara terbuka menggunakan istilah "penjahat perang" kepada negara lain atau organisasi internasional.
Boris Johnson PM Inggris menyebut hal senada dan mengatakan Putin " telah kalah". Dalam wawancara dengan BBC , dia menegaskan bahwa Putin “tidak akan mampu menghancurkan dan menaklukkan Ukraina, karena pada dasarnya mereka telah menunjukkan bahwa mereka memiliki semangat yang gigih. Jadi… dia harus turun.
Dia harus mengambil kembali tank dan armornya. Dia harus menyadari bahwa dia tidak bisa berhasil sekarang, kata Boris.
Boris Johnson juga menuduh Moskow "melakukan serangkaian kejahatan perang" yang belum pernah kita lihat di Eropa "sejak perang dunia kedua," kata Boris.
Bidden yang marah secara terbuka menyetujui dan mengirim bantuan sebesar USD 1 miliar
tambahan untuk Ukraina pada pagi-hari Rabu ini.
Paket $ 1 miliar yang "belum pernah terjadi sebelumnya" dalam satu minggu untuk mendukung militer Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia mencakup drone.
Perkataan Biden yang menyebut Putin sebagai “penjahat perang”, “tidak dapat diterima” oleh Kremlin.
"Kami menganggap retorika seperti itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan dari kepala negara, yang bomnya telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia," kata juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov, seperti dikutip TASS dan Ria Novosti.
Di Mariupol, sebuah teater yang menampung warga sipil dilaporkan menjadi sasaran serangan. Teater itu biasa menampung 'ratusan' warga sipil terkena serangan Rusia, klaim pihak berwenang Ukraina. Belum diketahui berapa yang tewas.
Secara terpisah, jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang sedang menyelidiki tuduhan kejahatan perang di Ukraina, berbicara melalui konferensi video dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kata lembaga itu pada Rabu.
Mahkamah Internasional (ICJ) yaitu pengadilan tertinggi PBB, memerintahkan Rusia untuk segera menghentikan invasi ke Ukraina.
Beberapa kali presiden Perancis Macron, menemui Putin tanpa hasil Juru bicaranya Amerika Jen Psaki menjelaskan bahwa "prosedur hukum masih berlangsung di Departemen Luar Negeri" mengenai kualifikasi hukum "kejahatan perang" apa yang dilakukan oleh Putin di Ukraina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H