Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ngeri, Ukraina Punya Nuklir, Rusia Siap-Siap

8 Maret 2022   06:53 Diperbarui: 8 Maret 2022   07:00 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua puluh delapan tahun yang lalu, Ukraina adalah kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia. Ukraina ketika itu masih bergabung dengan Uni Soviet (USSR) .

Pada tahun 1991 Uni Soviet runtuh dan dengan demikian Perang Dingin juga berakhir.

Pada tanggal 1 Desember 1991, Ukraina,  memberikan suara kemenangan untuk kemerdekaan.

Lebih dari 90% pemilih menyatakan dukungan mereka untuk mendeklarasikan kemerdekaan Ukraina. Pada pertemuan di Brest , Belarusia pada tanggal 8 Desember, dan di Alma Ata pada 21 Desember 1991 para pemimpin Belarusia, Rusia, dan Ukraina secara resmi membubarkan Uni Soviet dan membentuk Commonwealth of Independent States (CIS).

Dengan kemerdekaan, dan pembubaran Uni Soviet, Ukraina menguasai sepertiga  nuklir Uni Soviet.

Senjata itu terdiri dari 130 rudal balistik antarbenua,  (ICBM)UR-100N dengan masing-masing enam hulu ledak, 46 ICBM Molodet RT-23 dengan masing-masing sepuluh hulu ledak , serta 33 senjata ledakan berat , dengan total sekitar 1.700 hulu ledak nuklir.

Secara resmi, senjata-senjata ini dikendalikan oleh Persemakmuran Negara-Negara Merdeka.

Pada tahun 1994, Ukraina setuju untuk menghancurkan semua senjata, dan bergabung denganPerjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir dengan "jaminan keamanan"

Tapi sekarang apa yang terjadi?
Anggota parlemen Ukraina Alexei menyatakan penyesalannya bahwa negara itu telah menyerahkan senjata nuklirnya di bawah jaminan keamanan dari Barat dan Rusia. 

 Alexei Goncharenko kembali menggambarkan bagaimana negaranya menyerahkan senjata nuklir dengan imbalan jaminan keamanan dari Rusia, Inggris dan Amerika Serikat.

Sekarang Ukraina mengeluh," ... dimana jaminan itu?  Kami dibom, kami dibunuh!!" 

Mantan Menteri Pertahanan Ukraina Enri Zahorodniuk juga menyatakan penyesalannya atas perlucutan senjata nuklir. 

"Kami membiarkan kekuatan kami pergi tanpa mencapai apa pun," kata Zahorodniuk kepada The New York Times. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky  pada Konferensi Keamanan Munich mengatakan, "Kiev memiliki kesempatan untuk meninjau kembali komitmennya dalam memorandum Budapest."

Artinya Ukraina tidak lagi tunduk pada perjanjian "Nuklir"

Meski senjata Nuklir Ukraina sudah dilucuti, tapi mereka "diduga" masih memilikinya atau setidak tidaknya masih punya pakarnya.

Bahkan lebih buruk lagi, mereka sudah merampungkannya.

Menurut Riya Novosti, Ukraina sedang mengerjakan pembuatan 'bom nuklir" berbasis plutonium di pabrik Chernobyl.

Saluran TV Rusia RT mengatakan pada hari Minggu bahwa latar belakang peningkatan radiasi dari pembangkit nuklir terbukti membantu Ukraina dalam menyembunyikan pekerjaan tersebut.

Secara signifikan, ketika Ukraina menjadi bagian dari Uni Soviet pada tahun 1986, terjadi kecelakaan di pembangkit nuklir Chernobyl, di mana banyak orang tewas dan banyak orang masih menghadapi kesulitan yang disebabkan oleh radiasi.

Menurut sinyalemen Rusia, karyawan Universitas Politeknik Nasional Odessa Ukraina bertanggung jawab untuk menciptakan beberapa masalah di wilayah tersebut.

Bersama dengan karyawan ini, orang-orang dari Universitas Nasional  Kiev dan Departemen Fisika dan Teknologi Material dan dari Akademi Sains Nasional bekerja di pabrik itu dalam  pengembangan Nuklir.

Seorang perwakilan dari departemen penting Rusia membocorkan  kepada Riya Novosti bahwa Ukraina secara aktif terlibat dalam produksi senjata peledak nuklir serta kemungkinan sarana pengiriman senjata nuklir.

Selain itu, Ukraina terlibat dalam memodernisasi senjata nuklir yang ada dan mengembangkan rudal baru.

Rudal ini dapat digunakan untuk pengiriman senjata nuklir.

Dia mengatakan bentrokan di pembangkit nuklir Zoporzhia Ukraina mungkin karena kurangnya dokumen. Dokumen-dokumen ini akan terkait dengan pembuatan senjata nuklir oleh Ukraina.

Menurutnya, dokumen-dokumen tersebut bisa saja berada di Lviv Polytechnic.

Rusia segera saja menyerang Chernobil dan beberapa tempat basis pembangkit listrik Nuklir Ukraina dan menguasinya. Tidak ada berita lebih lanjut terhadap kecurigaan Rusia itu. 

Rusia sangat cemas,  mengetahui, Ukraina sebelumnya telah memperoleh plutonium dengan kualitas yang sesuai untuk produksi senjata nuklir .

Menurut informasi yang tersedia, Amerika Serikat telah memberikan materi ini kepada mitranya. 

"Tak perlu takut dengan perang nuklir," kata Bidden.

Ukraina bisa membuatnya  di Sains Nasional dari Institut Fisika dan Teknologi di Kharkov .

Pakar disini bisa memainkan peran kunci dalam pembuatan perangkat peledak nuklir.

Pakar yang ada di Institut Penelitian Atom di Kiev dan Institut Kimia Organik National juga bisa berperan.

Pusat itu akan mengembangkan bahan nuklir.

Negara besar seperti Amerika Serikat bisa memasok bahan Nuklir untuk Ukraina.

Jadi kengerian perang Nuklir itu, bisa jadi ada di Ukraina. 

Jika benar mereka punya, atau dibantu pihak "mitra" maka perang Nuklir segera saja terjadi dengan kemarahan Ukraina. 

Dunia tidak bisa membayangkan "seperti apa dunia" ketika perang Nuklir mulai terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun