Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benteng Hidup Halangi Rusia

3 Maret 2022   09:27 Diperbarui: 3 Maret 2022   09:49 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dukungan Kekuarga Presiden Ukraina dan istri serta anaknya memilih tetap berada di Ukraina ditengah tengah ancaman Perang. Foto : dailymail.couk.

Sikap kepahlawanan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tampaknya menginspirasi semangat dan kekuatan rakyatnya. Dia dan Keluarganya beserta anak anaknya memilih bertahan di Kiev. Banyak pria Kiev mengirim anak dan keluarga mereka mengungsi sementara ayah mereka bertahan menahan serangan Rusia. 

Penduduk yang tidak takut, kota Energodar di wilayah Zaporozhye keluar untuk menghadang Rusia dengan bendera Ukraina dan kesiapan mereka untuk tidak membiarkan musuh masuk ke kota.

Pidato langsung walikota mengatakan"Untuk ketiga kalinya Energodar berdiri sebagai tembok padat di pintu masuk kota, menghalangi pintu masuk para "penjajah." Ribuan orang datang untuk menunjukkan bahwa mereka siap mati untuk negara, bahwa Energodar adalah Ukraina!

Mereka menjadi tameng hidup mengusir"tamu" yang tidak diundang (Rusia) tidak mendekati kota.

Dukungan Kekuarga Presiden Ukraina dan istri serta anaknya memilih tetap berada di Ukraina ditengah tengah ancaman Perang. Foto : dailymail.couk.
Dukungan Kekuarga Presiden Ukraina dan istri serta anaknya memilih tetap berada di Ukraina ditengah tengah ancaman Perang. Foto : dailymail.couk.

Presiden Ukraina Voldymyr Zelensky  yang tetap tegar di bunker bersama keluarganya, berjanji  pada hari Rabu bahwa Rusia tidak akan bisa menggulingkan pemerintahannya.

Dia juga mengatakan Rabu malam bahwa sekitar 9.000 anggota pasukan invasi Rusia telah tewas sejak Putin melancarkan perang tanpa alasan.
 
Layanan Darurat Negara Ukraina mengakui lebih dari 2.000 warga sipil telah tewas sejak awal invasi Rusia, dan seorang pejabat pemerintah mengatakan setidaknya ada 21 anak-anak di antara yang tewas.

Pasukan Putin terus maju perlahan ke wilayah Ukraina, tetapi setelah tujuh hari perang, pasukan Rusia belum mengambil kendali penuh atas kota besar Ukraina.

Seorang penasihat Zelensky mengatakan "kota itu belum jatuh, pihak kami terus bertahan."

Para pejabat AS mengatakan pasukan besar  dan senjata Rusia yang saat ini sekitar 20 mil di utara Kiev dapat bergerak untuk mengepung ibu kota dalam waktu seminggu, dan kemudian merebutnya dalam waktu satu bulan.

Setidaknya 1 juta telah meninggalkan rumah mereka ke negara-negara tetangga, menurut badan pengungsi PBB.

Puluhan ribu lainnya terus menunggu dalam antrean panjang di perbatasan, membeku dengan anak-anak dan hewan peliharaan di belakangnya, melarikan diri dari serangan Rusia yang menurut AS pada Rabu tampaknya akan menjadi lebih buruk.
**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun