Pasukan Amerika Serikat Tiba di Latvia tanggal 24 Februari 2022. Foto: EPA/bbc.
Negara Pecahan Uni Sovyet, Latvia, Estonia dan  Lithuania Kawatir Invasi Rusia.Â
NATO di Eropa Timur.Foto:EPA/bbc.com
Sebuah konvoi kendaraan lapis baja dari British Royal Welsh Battle Group menuju ke Estonia melalui Liepupe, Latvia untuk memperkuat posisi
Mengapa Amerika tidak mengirim pasukan ke Ukraina, tapi memperkuat pasukan di negara pecahan Uni Sovyet lainnya seperti Latvia, Lithuania dan Estonia
Jawabannya mungkin sudah bisa dilihat dari pernyataan  bahwa Amerika Serikat tidak ingin berperang dengan Rusia.
Bahkan untuk menyelamatkan warga AS jika terjadi invasi Rusia sekalipun .
Amerika Serikat menarik penasihat dan pengamat militer dari Ukraina dan menyerukan warganya meninggalkan Ukraina.
Alasan lain, Â Amerika Serikat kurang berkepentingan dengan Ukraina.
Tidak ada pangkalan militer AS dan cadangan minyak strategis. Ukraina juga bukan mitra dagang utama AS.
Mereka cuma memilih sanksi sebagai instrumen perjuangan, bukan operasi militer.
Amerika Serikat harus memainkan peran diplomasi dan politik didalamnya Â
Krisis di Washington juga telah mempengaruhi semua anggota parlemen. Jika terjadi perang antara dua kekuatan nuklir terbesar di dunia tidak akan menguntungkan siapa pun.
Putin memiliki persediaan hulu ledak nuklir. Â Joe Biden tidak ingin memulai "perang dunia" atau bentrok besar antara pasukan Amerika dan Rusia di Ukraina.
Presiden Biden memang mengirim pasukan ke Eropa dan mendukung sekutu NATO yang berbatasan dengan Ukraina dan Rusia. Ada 80.000 ribu pasukan Amerika Serikat.
Lain halnya jika Rusia meningkatkan aksinya melawan anggota North Atlantic Treaty Organization atau  NATO
"Jika dia benar-benar melintasi perbatasan negara-negara NATO," kata Biden, "kita akan terlibat dalam konflik (perang)." Kata Biden.
NATO ditandatangani di Washington DC, pada tahun 1949 oleh 12 negara Eropa dan Amerika Utara
Ke-12 negara pendiri NATO adalah Belgia , Kanada , Denmark , Prancis , Islandia , Italia , Luksemburg , Belanda , Norwegia , Portugal , Inggris , dan Amerika Serikat .
Anggota NATO telah menyetujui sistem pertahanan kolektif bagi anggotanya.
Ini berarti bahwa negara-negara anggota akan turun tangan dan menawarkan pertahanan timbal balik ketika pihak luar menyerang salah satu negara anggota.
NATO juga memiliki apa yang disebutnya sebagai calon anggota.
Dua puluh satu negara adalah anggota dari program Kemitraan untuk Perdamaian NATO.
Apakah Ukraina bagian dari NATO? Ukraina bukan bagian dari NATO, tetapi merupakan calon anggota.
Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2014, Pemerintah baru Ukraina ingin bergabung dengan NATO.
Ukraina menjadi calon anggota NATO pada tahun 2018.
Pada 7 Februari 2019, parlemen Ukraina memilih untuk mengubah konstitusinya untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.
Turki bergabung dengan NATO pada tahun 1952.
Seiring berjalannya waktu, hingga saat ini NATO memiliki 30 anggota tetap dan beberapa partner countries untuk bekerja sama menghadapi berbagai permasalahan militer.
Anggotanya adalah Amerika Serikat, Belanda,Belgia, Inggris,Denmark,Islandia, Italia,Kanada,Luksemburg, Norwegia, Â Prancis, Â Portugal, Â Yunani , Turki, Jerman,Spanyol,Ceko,Polandia,Hungaria,Bulgaria ,Estonia , Latvia,Lituania, Rumania,Slowakia ,Slovenia, Albania,Kroasia,Montenegro dan Makedonia
Kini NATO Â untuk pertama kalinya dalam sejarah memutuskan untuk mengintensifkan rencana pertahanan di Eropa Timur.
Amerika telah  menunjukkan kesiapan mereka untuk tiba di wilayah Baltik dalam waktu singkat:
Negara-negara NATO lainnya telah menyatakan kesiapan mereka untuk mengirim peralatan dan personel militer ke kawasan Baltik segera setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Kehadiran kontingen NATO tambahan di Latvia, Lithuania dan Estonia akan berlipat ganda.
Sebelum krisis Ukraina, ada sekitar 4.000 prajurit dari Inggris, Kanada, Jerman, Denmark, Norwegia di negara-negara Baltik.
Selain itu, Kanada mengirim 460 orang ke Latvia, Inggris - sekitar 900 ke Estonia, Denmark - 200 orang ke Estonia, Jerman - 350 orang ke Lituania, Norwegia - 60 orang ke Lituania. Amerika Serikat mengirim 800 orang, delapan pesawat tempur F-35 dan dua puluh helikopter Apache AH-64 ke negara-negara Baltik.
Menyerang negara NATO berarti adalah serangan terhadap 30 negara.
Eskalasi militer di perbatasan eksternal NATO tergantung pada bagaimana serangan Rusia di Ukraina berakhir.
Mantan anggota parlemen Latvia dan mantan kepala staf Angkatan Bersenjata Nasional Karlis Kreslins percaya bahwa keinginan Rusia untuk menyerang negara-negara Baltik akan bergantung, khususnya, pada reaksi negara-negara Barat: beratnya sanksi dan kemampuan untuk bernegosiasi dalam Uni Eropa dan NATO.
"Jika tidak ada sinyal yang jelas, ancaman akan meningkat secara signifikan. Kemudian langkah selanjutnya adalah negara-negara Baltik," katanya.
"Tentu saja, jika kita bertarung secara terbuka melawan NATO, tidak ada pilihan untuk menang," lanjut Kreslins. "Tapi, pertama, mereka memiliki senjata nuklir ...
Baik Latvia, Lithuania dan Estonia telah mengumumkan peningkatan perlindungan perbatasan dengan dimulainya serangan Rusia ke Ukraina.
Jika perang dunia ke tiga meletus, NATO ada didalamnya disamping negara lain yang mendukung Amerika Serikat seperti Jepang, Korea Selatan, Australia dan sebagainya.
Di pihak Rusia kita juga dapat membayangkan negara negara yang sudah lama berkonflik dengan Amerika Serikat seperti Cina dan Korea Utara.
Pastinya banyak negara yang mencari aman dan tidak ingin terlibat dalam pertikaian ini. Namun mereka akan terkena dampaknya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H