Kehadiran kontingen NATO tambahan di Latvia, Lithuania dan Estonia akan berlipat ganda.
Sebelum krisis Ukraina, ada sekitar 4.000 prajurit dari Inggris, Kanada, Jerman, Denmark, Norwegia di negara-negara Baltik.
Selain itu, Kanada mengirim 460 orang ke Latvia, Inggris - sekitar 900 ke Estonia, Denmark - 200 orang ke Estonia, Jerman - 350 orang ke Lituania, Norwegia - 60 orang ke Lituania. Amerika Serikat mengirim 800 orang, delapan pesawat tempur F-35 dan dua puluh helikopter Apache AH-64 ke negara-negara Baltik.
Menyerang negara NATO berarti adalah serangan terhadap 30 negara.
Eskalasi militer di perbatasan eksternal NATO tergantung pada bagaimana serangan Rusia di Ukraina berakhir.
Mantan anggota parlemen Latvia dan mantan kepala staf Angkatan Bersenjata Nasional Karlis Kreslins percaya bahwa keinginan Rusia untuk menyerang negara-negara Baltik akan bergantung, khususnya, pada reaksi negara-negara Barat: beratnya sanksi dan kemampuan untuk bernegosiasi dalam Uni Eropa dan NATO.
"Jika tidak ada sinyal yang jelas, ancaman akan meningkat secara signifikan. Kemudian langkah selanjutnya adalah negara-negara Baltik," katanya.
"Tentu saja, jika kita bertarung secara terbuka melawan NATO, tidak ada pilihan untuk menang," lanjut Kreslins. "Tapi, pertama, mereka memiliki senjata nuklir ...
Baik Latvia, Lithuania dan Estonia telah mengumumkan peningkatan perlindungan perbatasan dengan dimulainya serangan Rusia ke Ukraina.
Jika perang dunia ke tiga meletus, NATO ada didalamnya disamping negara lain yang mendukung Amerika Serikat seperti Jepang, Korea Selatan, Australia dan sebagainya.
Di pihak Rusia kita juga dapat membayangkan negara negara yang sudah lama berkonflik dengan Amerika Serikat seperti Cina dan Korea Utara.