Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Serangan Rusia ke Ukraina Kapan?

15 Februari 2022   20:47 Diperbarui: 15 Februari 2022   21:22 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Ukraina katakan Rusia akan menggempur Ukraina besok tanggal 16 Februari. 

Perang Rusia-Ukraina memang bisa terjadi Kapan saja?

Media Barat telah berbicara tentang invasi yang tak terhindarkan setidaknya dua bulan dari sekarang.

Bagi Rusia ada keraguan mengenai kondisi cuaca . Bulan ini tidak menguntungkan untuk pergerakan tank.

Jadi serangan tidak akan sampai akhir Januari.

 Media Barat santer mengatakan  besok tanggal 16 Februari 2022  adalah tanggal yang tepat. 

Itu mungkin juga tidak akan terjadi  karena Putin tidak ingin mengecewakan temannya Xi Jinping karena ada olimpiade di Beijing.

Rusia memperkirakan Amerika menginginkan perang dengan Rusia di Ukraina tapi  tanpa mengirim tentara mereka.

Sebelumnya, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa mereka tidak dapat memprediksi tanggal pastinya, tetapi percaya bahwa "invasi" dapat dimulai kapan saja.

Hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat menjadi lebih tegang.

Washington dan Brussel menuduh Moskow mempersiapkan "invasi Ukraina" dan menarik pasukan Rusia ke perbatasan dengan negara itu.

Bloomberg menulis bahwa "serangan" akan terjadi pada 15 Februari, sementara surat kabar Politico, mengutip sumber di Gedung Putih, mengklaim bahwa ini akan terjadi pada 16 Februari besok.

Rusia tentu saja menolak semua klaim 

Pihak  berwenang Ukraina telah memusatkan lebih dari setengah personel tentara di dekat garis kontak.

Kremlin dan Kementerian Luar Negeri telah berulang kali mencatat bahwa tujuan dari "agresi" adalah mencegah kelompok asing di dekat perbatasan Rusia.

Mereka juga menjelaskan bahwa alasan utama eskalasi ketegangan adalah tindakan Amerika Serikat dan NATO, yang berlebih lebihan membantu Ukraina dengan senjata, sehingga mendorong negara itu ke arah perang militer.

***

 

800px-tyagach-mzkt-79221-kompleks-topol-m-620baac677cadb62513d3874.jpg
800px-tyagach-mzkt-79221-kompleks-topol-m-620baac677cadb62513d3874.jpg

Nuclear Rusia. Foto: sovrec.com

Jika terjadi perang bersenjata dengan Ukraina , Rusia diduga akan mulai berusaha menyatukan DPR dan LPR dengan Krimea, tulis analis militer Polandia Juliusz Sabak dalam artikel untuk Defense 24 januari lalu 

Menurutnya, tujuan dari kemungkinan operasi militer oleh Moskow bukanlah pendudukan seluruh wilayah Ukraina, tetapi pembentukan kontrol atas pantai Laut Azov .

"Opsi yang paling mungkin adalah menyatukannya (wilayah DPR dan LPR.-Red.) dengan Krimea, sekaligus merebut pelabuhan penting, yaitu Mariupol," kata Sabak.

Ini akan menjadi "pukulan besar" bagi potensi ekonomi dan militer Kiev , yang akan mengalami kesulitan dengan transportasi laut.

Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah menyebut tuduhan mengkhawatirkan bahwa Rusia diduga mempersiapkan invasi ke Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Rusia membantah laporan beberapa media Barat bahwa Rusia diduga menarik pasukan ke perbatasan dengan Ukraina.

Juru bicara kepresidenan Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskow memindahkan pasukan di dalam wilayahnya adalah atas kebijakannya sendiri.

Rusia telah berulang kali menekankan bahwa mereka tertarik untuk menyelesaikan krisis intra-Ukraina.

Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan kepada RIA Novosti bahwa publikasi Bloomberg yang salah tentang dimulainya "invasi" ke Ukraina menunjukkan itu bahaya pernyataan agresif oleh Amerika Serikat dan ibu kota Barat 

 Ini menunjukkan bagaimana pesan semacam itu dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki.

"Tindakan Rusia dapat mencakup provokasi di Donbass ... atau serangan terhadap ibukota, Kiev, kata pejabat yang mengetahui masalah tersebut. Mereka mengatakan tindakan apa pun dapat dimulai pada Selasa," kata badan tersebut.

Sehari sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Washington "terus melihat" tanda-tanda eskalasi krisis di sekitar Ukraina dan "menarik pasukan baru Rusia" ke perbatasan.

Menurut penasihat, Amerika Serikat percaya bahwa "serangan" dapat terjadi selama Olimpiade, yang berlangsung di Beijing hari ini.

Seperti yang ditekankan di Kremlin, angkatan bersenjata bergerak di dalam wilayah mereka sendiri - ini tidak mengancam siapa pun dan tidak perlu mengkhawatirkan siapa pun.

Kementerian Luar Negeri menjelaskan bahwa pernyataan tentang "agresi Rusia" digunakan sebagai dalih untuk membangun kontingen NATO di wilayah perbatasan, dan tuduhan semacam itu konyol dan berbahaya.

Bagaimana selanjutnya alasan abu abu dan diplomasi saling bertolak belakang? Dunia menunggu penyelesaian yang sulit terjadi***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun