Mohon tunggu...
Yudi Ramdhani
Yudi Ramdhani Mohon Tunggu... -

Just Ordinary people. tapi sangat menyukai dunia politik dan olah raga..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Seandainya Kursi 24 Juta Itu Menjadi Tempat Tidur Kami

18 Januari 2012   09:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:44 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membahas tentang lembaga DPR memang tidak pernah habisnya, sebagai parlemen yang menjadi tumpuan masyarakat negeri, DPR memang seharusnya menjadi tempat bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan keluh kesah yang dialami. Dewan Perwakilan Rakyat di isi oleh wakil rakyat yang dipilih langsung melalui pemilu, masa jabatan wakil rakyat diatur oleh undang-undang selama 5 tahun dalam satu periode. Terkadang ada anggota DPR yang bisa menjabat kembali di periode selanjutnya apabila kembali terpilih dalam pemilu berikutnya. Yang menarik dari DPR adalah penyakit dari masing-masing era kerja dari DPR, setiap 5 tahun selalu saja 90% kinerja DPR diluar harapan rakyat. Selain itu DPR juga acapkali menyakiti hati rakyat dengan segudang tindakan yang tidak pantas untuk kondisi negara yang sedang dalam proses membangun sebuah karakter bangsa Multi Budaya. Dewan yang sekarang ini dipimpin oleh Marzuki Alie dari Partai Demokrat ini sepertinya sudah sangat keterlaluan tindak tanduknya, Banyak dari anggota DPR sudah lupa dengan amanah yang rakyat berikan dipundak mereka.  Lihat saja dengan banyaknya asus-kasus keserakahan yang semakin menjadi-jadi, belum lagi pola hidup mewah yang diperlihatkan oleh sebagian pejabat DPR seolah-olah menunjukkan kepada publik bahwa kasta seorang pejabat DPR berbeda dengan rakyat yang notabene adalah pemilihnya. Di tahun 2010 kita bisa lihat bagaimana sebagian dari elit politik DPR sibuk berjalan-jalan keluar negeri dengan alasan study banding, mereka menggunakan uang rakyat untuk kepentingan tanpa kejelasan.  Padahal seharusnya  untuk study banding bisa menggunakan cara-cara yang lebih hemat memanfaatkan kontrak politik antar negara, sehingga bisa menekan biaya operasional untuk pengembangan undang-undang maupun aturan-aturan negara. Yang lebih gila di tahun 2010 itu adalah rencana pembangunan gedung DPR yang menghabiskan biaya lebih dari 1 triliun rupiah ini, dengan alasan bahwa gedung yang bagus bisa menunjang dan memberikan kenyamanan pejabat dalam bekerja. (* Hallo... Kalau mau nyaman ya dirumah tidur ) benar-benar di luar akal sehat. Memasuki tahun 2012 ini, Dewan Perwakilan Rakyat kita kembali membuat ulah. Ruang Badan Anggaran baru saja selesai di bangun, total biaya yang digunakan kurang lebih 20 miliar rupiah ( wooww. Sebuah angka yang fantastis untuk ruang yang digunakan untuk penyusunan anggaran). Dan yang paling menghebohkan dari ruang baru ini adalah harga kursi impor yang cukup fantastis senilai 24 juta rupiah,  bisa anda bayangkan bukan seperti apa kursi tersebut?.  Benar-benar sebuah pemborosan yang tidak jelas manfaat nya.  Bahkan seorang ketua DPR pun tidak tahu menahu mengenai proyek ruang banggar ini? sungguh keanehan yang luar biasa bukan? Mungkin alangkah lebih baiknya kalau kursi itu senilai 24 juta rupiah di jadikan tempat tidur bagi orang-orang di panti jompo, mungkin bisa lebih bermanfaat. Bayangkan mereka yang sudah tua bisa menikmati kekayaan bangsa melalui kasur yang dibeli dari harga sebuah kursi, saya yakin mereka akan terasa nyaman di masa istirahat masa tua nya. Oh, Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat, seandainya tempat tidur kami seharga kursi yang kalian akan duduki mungkin anak-cucu kami bisa tidur dengan nyaman di tengah keangkuhan dari sikap kalian.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun