Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Jenis Relasi dalam Dunia Kerja, Sadari Posisi Supaya Tak Salah Aksi

9 Mei 2024   09:14 Diperbarui: 9 Mei 2024   18:39 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | source: pexels.com 

Diperintah atau jadi yang memberikan perintah?

Tidak seperti semasa pendidikan, dimana posisi menentukan prestasi, saat berada dunia kerja, posisi menunjukan apa yang perlu dilakukan, apakah memberikan perintah atau yang malah diperintah.

Beberapa perusahaan yang sudah besar, memang biasanya memiliki sesi untuk memberi tahu mengenai posisi dari masing masing departemen, namun tak sedikit pula, perusahaan yang langsung memperkerjakan karyawannya tersebut, dan berharap karyawan barunya akan memahami posisi yang ada di  perusahaan tersebut seiring berjalannya waktu.

Tapi dalam beberapa kasus yang sudah penulis temui, ada saja karyawan yang tidak memahami posisinya, sehingga mengacaukan susunan organisasi perusahaan yang telah dibuat.

Berikut adalah adalah 3 jenis relasi dalam pekerjaan yang perlu Anda tahu.

Atasan dan Bawahan.

Relasi ini adalah yang paling umum dalam perusahaan.

Jika Anda adalah staff, maka atasan Anda adalah leader, supervisor, manajer dan lainnya. Relasi ini menunjukan siapa yang bertanggung jawab atas kinerja Anda, kepada siapa anda harus melapor, atau siapa yang boleh secara langsung memarahi Anda.

Ilustrasi atasan dan bawahan | sources : pexels.com 
Ilustrasi atasan dan bawahan | sources : pexels.com 

Akan jadi sedikit membingungkan saat relasi ini ada pada dua divisi yang berbeda, dalam sebuah perusahaan tentu saja, ada beberapa bidang yang memiliki keterkaitan secara langsung maupun tidak langsung, seperti sales dengan produksi, sales dengan finance dan lainnya.

Untuk mencegah tindakan yang salah, lebih baik untuk berperilaku lebih sopan saat harus melakukan komunikasi yang berbeda divisi, bahkan jika ternyata yang berkomunikasi  dengan and aini posisinya ini setara dengan Anda, tetap divisi lain tersebut adalah "kamar yang lain", jadi Anda harus tetap menjaga etika supaya alur koordinasi berjalan dengan lancar.

Klien dan Worker.

Akan Anda jumpai dalam pekerjaan yang bersifat projek atau freelance.

Posisi disini berdasara pada "siapa yang membayar dan siapa yang dibayar", klien umumnya merujuk pada mereka yang membayar, sedangkan worker (pekerja) adalah mereka yang dibayar.

ilustrasi pekerjaan dari seorang freelancer | source : pexels.com 
ilustrasi pekerjaan dari seorang freelancer | source : pexels.com 

Jika batasannya adalah individu dengan individu, mungkin posisinya akan mudah dipahami, tapi jika kondisinya adalah antar perusahaan, dimana ada beberapa individu juga yang terlibat, maka hal tersebut akan cukup membingungkan.

Seperti yang dulu pernah saya temui, saat menjadi project control dari sebuah perusahaan kontraktor yang mendapatkan pekerjaan dari klien, sehingga menjadikan status perusahaan kontraktor tersebut menjadi worker.

Dalam perusahaan kontraktor tersebut, penulis juga memiliki atasan, namun juga harus melakukan koordinasi dengan pihak klien, ada perbedaan perintah antara klien dengan atasan, tentu ini jadi membingungkan.

Jika kasus yang terjadi, lebih utamakan untuk mengikuti arahan atasan, karena sebagai individu, yang membayar saya adal perusahaan kontraktor tersebut, namun jangan pula mengabaikan apa kemauan dari perwakilan pihak klien, karena mereka yang membayar perusahaan Anda.

Distributor dan Principle.

Pembuat belum tentu yang menyalurkan.

Dalam "supply chain" atau "rantai pasok", pembuat barang tidak menyalurkan barangnya sendiri,  si pembuat akan membutuhkan bantuan dari orang lain untuk bisa menyalurkan (mendistribusikan) produk mereka.

ilustrasi kegiatan distribusi | source : pexels.com 
ilustrasi kegiatan distribusi | source : pexels.com 

Adanya system seperti ini, akan membuat pembuat lebih fokus pada spesialisasi mereka yaitu produsen, tanpa perlu repot mencari tempat yang mau menjualkan produk buatan mereka, hal itu biarlah menjadi urusan dari mereka ynag melakukan distribusi atau distributor.

Pemilik barang  atau pembuat barang disebut principle bisa memiliki posisi yang lebih tinggi  atau lebih rendah dibanding distributor dalam beberapa kondisi, jika principle ini memang produknya sudah terbukti laku, maka pastinya distributor yang akan berupaya mencari dan memikat principle untuk bisa menjualkan produk principle, karena itu dalam kondisi ini posisi principle jadi lebih tinggi dibanding posisi distributor.

Namun jika principle ini masih baru dan produknya juga belum terlalu dikenal orang, maka biasanya principle yang akan kerepotan mencari distributor untuk bisa membantu mendisitribusi produk mereka. Kejadian ini akan membuat posisi  distributor jadi lebih tinggi dibanding posisi principle.

Penutup.

Ketiga relasi tersebut adalah relasi yang pernah saya temui, dalam pekerjaan saya selama ini, pada dasarnya sifat relasi dan posisi ini adalah untuk mempermudah alur koordinasi dan mencapai kinerjaa yang efektif, sehingga bisa tercapai keuntungan yang optimal.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun